TOPSUMBAR– Setelah melakukan kunjungan ke lokasi banjir bandang di Nagari Bukit Batabuh, Canduang pada Senin, 8 April 2024, Pemerintah Kabupaten Agam menggelar rapat koordinasi yang dipimpin oleh Bupati Agam, Dr. H Andri Warman bersama dengan BNPB di Mess Pemda Belakang Balok Bukittinggi.
Dalam penjelasannya, Bupati Agam menyampaikan bahwa material longsor yang terbawa oleh banjir bandang telah menyebabkan dampak signifikan bagi Nagari Bukit Batabuah Canduang.
Meskipun aliran air kini telah kembali normal, dampak dari peristiwa sejak Jumat lalu masih terasa, terutama dalam sektor pertanian, dengan kerugian mencapai lebih dari Rp 5,9 miliar.
Curah hujan yang tinggi pada tanggal 5 April menjadi pemicu banjir bandang, sehingga Pemerintah Kabupaten Agam segera mengadakan rapat dan menetapkan status tanggap darurat.
Bupati Agam menyatakan, “Pemerintah Kabupaten Agam telah aktif melaksanakan langkah-langkah darurat, termasuk evakuasi warga ke tempat yang aman, membersihkan material banjir, serta menggerakkan armada dari Damkar dan mobil sampah.”
Sebagai akibat dari banjir bandang ini, sekitar 65 hektar sawah tertutup lumpur, 69 rumah warga terdampak, dan 38 tempat usaha mengalami kerusakan.
Untuk mengatasi hal ini, upaya mitigasi dilakukan dengan menempatkan alat-alat di lokasi untuk membersihkan material banjir dan mencegah air meluap ke jalan.
Sementara itu, Deputi Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Mayjen TNI Fajar Setiawan, mengapresiasi langkah cepat yang dilakukan oleh Bupati Agam beserta jajarannya dalam menangani situasi darurat ini.
Pendirian posko dan kerjasama dengan berbagai pihak dinilai sebagai manajemen risiko bencana yang sangat baik.
Meskipun potensi bencana seperti banjir bandang, cuaca ekstrim, dan erupsi gunung masih ada, Deputi BNPB menekankan bahwa bencana tidak dapat dihindari, namun kerugian dapat diminimalkan melalui komunikasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat.
Dalam upaya bantuan, BNPB telah memberikan dukungan berupa tenda pengungsi, mesin pompa, paket makanan siap saji, sembako, biskuit protein, hygiene kit, matras, selimut, dan dana darurat siap pakai senilai Rp 250 juta untuk operasional petugas di lapangan.
(HR)