Jalur-jalur yang terbengkalai dan infrastruktur yang masih bertahan hingga kini menjadi saksi bisu dari masa-masa sulit tersebut.
Namun, saat ini jalur kereta api yang masih aktif di Sumatera Barat hanya sebagian kecil dari yang pernah ada.
Banyaknya jalur yang tidak aktif dan stasiun-stasiun yang terbengkalai menjadi bukti nyata dari kurangnya perawatan dan pemeliharaan oleh pemerintah.
Hal ini sangat disayangkan mengingat nilai sejarah dan potensi wisata yang dimiliki oleh jalur-jalur kereta api tersebut.
Rencana dan Tantangan Masa Depan
Pada tahun 2016, pemerintah berencana untuk membangun jalur kereta api Trans-Sumatera yang akan menghubungkan Lampung, Palembang, Pekanbaru, Padang, Medan, dan Aceh.
Namun, proyek tersebut terhenti pada tahun berikutnya karena dialihkannya biaya ke proyek MRT di Jakarta.
Keputusan ini dianggap sebagai pukulan bagi potensi pariwisata dan sejarah perkeretaapian di Sumatera Barat.
Dalam menghadapi masa depan perkeretaapian di Sumatera Barat, diperlukan komitmen kuat dari pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat untuk menjaga, merawat, serta memanfaatkan warisan sejarah ini dengan bijak.
Dengan demikian, perkeretaapian tidak hanya akan tetap menjadi sarana transportasi yang penting, tetapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya dan pariwisata Sumatera Barat yang kaya akan sejarahnya.
(Fiyu)