TOPSUMBAR – Orang Minang atau suku Minangkabau merupakan salah satu suku yang memiliki ciri khas dan keunikannya tersendiri.
Selain keunikan garis keturunan yang menganut sistem matrilineal, ternyata masih banyak lagi keunikan khas dari budaya Minang di Sumatera Barat ini, salah satunya penggunaan kain sarung.
Dulu, memasang kain sarung bukan hanya tindakan biasa. Setiap lipatan dan posisi kain sarung memiliki makna mendalam, terutama dalam menentukan status perkawinan seseorang.
BACA JUGA: Ini Alasannya Kenapa Kawin Sasuku Haram di Budaya Minangkabau!!
3 Posisi kepala kain sarung atau songket Minangkabau
Menurut Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat, yang melakukan wawancara terhadap tokoh budaya minangkabau, yakni Mak Katik mengungkapkan, terdapat 3 kategorisasi posisi kepala kain sarung atau songket yang melambangkan identitas atau status perkawinan seseorang.
1. Kepala Kain Menghadap Ke Depan
Menurut Mak Katik, posisi kepala kain sarung mengarah ke depan ini melambangkan bahwa orang Minang tersebut belum menikah. Aturan ini berlaku untuk semua perempuan gadis ataupun laki-laki bujang Minangkabau saat itu.
2. Kepala Kain Menghadap ke Belakang
Selanjutnya, ada kepala kain yang posisinya menghadap ke belakang. Posisi ini menandakan bahwa orang Minang tersebut sudah menikah. Jika seseorang melihat kepala kain sarungnya menghadap ke belakang, maka orang Minang dahulu sudah tidak akan mengganggu orang itu lagi.