TOPSUMBAR – Misteri di balik prevalensi agama Kristen yang kuat di antara orang Batak dan Nias menjadi sorotan menarik, terutama jika kita melihat konteks geografis mereka yang dikelilingi oleh wilayah mayoritas Muslim seperti Aceh, Sumatera Barat, dan Riau.
Apakah ada alasan khusus yang mendorong mereka memilih agama Kristen?
Sebelum memasuki pembahasan itu, mari kita melihat sedikit tentang sejarah pengislaman di tanah Batak.
Sebelum misi zending pertama tiba di Batak, interaksi sosial antara suku Minangkabau di selatan dan Aceh di utara telah berkembang pesat, bahkan sejak masa Kapur Barus yang terkenal.
Meskipun Islam telah meresap ke Aceh dan pesisir Minangkabau, namun proses Islamisasi belum mencapai wilayah pusat kebudayaan Batak di Toba. (Hamka, 2017)
Konflik Perubahan Agama: Peran Gerakan Paderi di Abad ke-19
Pada abad ke-19, munculnya gerakan Paderi di Minangkabau menciptakan konflik besar di wilayah tersebut.
Konflik ini didorong oleh semangat pembaharuan Islam yang dibawa oleh tokoh-tokoh penting seperti Tiga Haji.
Salah satu strategi politik Paderi adalah misi pemurnian dan pengislaman terhadap tanah Batak yang masih dianggap jauh dari nilai-nilai Islam.
Ekspedisi ini dipimpin oleh tokoh-tokoh seperti Tuanku Imam Bonjol, dan mencapai wilayah Mandailing sebagai titik awalnya. (Kozok, 2010)