Yang mana dua kapal sebelumnya tidak berhasil sampai di Pariaman.
Keduanya tidak berhasil sampai ke tujuan akhir karena kebocoran di perairan Belawan dan Mentawai.
Namun, dengan kedatangan KRI Teluk Bone 511, harapan baru muncul, tidak hanya untuk pemerintah tetapi juga bagi masyarakat Pariaman.
Terlebih dengan adanya rencana untuk mengubahnya menjadi museum.
Pemerintah setempat berharap kegiatan ini mengedukasi masyarakat tentang sejarah kemaritiman, Angkatan Laut, dan tentu saja tentang kapal itu sendiri.
Penting untuk dicatat bahwa Pariaman memiliki hubungan sejarah dengan angkatan laut.
Pada tahun 1946, kota ini menjadi markas Komando Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Laut Sumatera Tengah. Hal ini semakin memperkuat alasan mengapa kapal bersejarah seperti KRI Teluk Bone 511 sangat penting bagi kota ini.
Walikota Pariaman, Genius Umar, menegaskan pentingnya kapal ini bagi kota, menyebutkan bahwa Pariaman memang merupakan kota maritim di Indonesia.
Keberadaannya di Pariaman tidak hanya akan mengedukasi generasi muda tetapi juga akan memperkuat sejarah kota dan meningkatkan ekonomi melalui sektor pariwisata.
Dengan kedatangan KRI Teluk Bone 511, Pariaman menggabungkan sejarah dan masa depan, menciptakan peluang untuk pendidikan, pariwisata, dan pertumbuhan ekonomi.
Kapal ini tidak hanya mewakili masa lalu tetapi juga harapan dan aspirasi untuk masa depan Kota Pariaman.
(Fiyu)