TOPSUMBAR – Pernahkah Sobat bertanya-tanya mengapa Sumatera Barat sering diidentikkan dengan suku Minangkabau? Sebenarnya, klaim tersebut perlu ditinjau ulang.
Memang benar bahwa istilah “Minangkabau” sering digunakan untuk merujuk pada masyarakat di wilayah ini, namun sebenarnya, Minangkabau lebih merupakan sebuah wilayah geografis daripada sekadar suku.
Di dalam wilayah ini, terdapat dua pembagian utama: daerah Darek yang terdiri dari tiga wilayah inti, yaitu Luhak Tanah Datar, Luhak Agam, dan Luhak Limo Puluah Koto, serta daerah Rantau.
Dasar kehidupan masyarakat Minangkabau berakar pada Tambo, yang mencakup pedoman adat, sistem pemerintahan, sejarah asal-usul, dan kisah-kisah yang menjadi bagian integral dari budaya mereka.
Namun, sebuah fakta menarik adalah bahwa masyarakat Minangkabau pada masa lampau tidak mengenal budaya tulis seperti yang kita kenal saat ini.
Segala sesuatu, mulai dari kisah-kisah hingga aturan adat dan sistem pemerintahan, disampaikan secara lisan melalui petatah-petitih, mamangan, dan berbagai tradisi lisan lainnya.
Perubahan mendasar terjadi ketika Islam masuk ke wilayah ini, di mana upaya dilakukan untuk menuliskan Tambo menggunakan huruf Arab Jawi yang diadaptasi, lebih dikenal dengan Arab Melayu.
