TOPSUMBAR – Provinsi Sumatera Barat, rupanya memiliki sejarah kelam terkait tingginya angka pernikahan usia dini di masa lalu.
Penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Andalas, sebagaimana dilansir dari scholar.unand.ac.id,
membongkar fakta mengejutkan bahwa Sumatera Barat dulunya menduduki daerah dengan angka pernikahan di usia dini tertinggi di Indonesia.
Penelitian ini membuka tirai gelap di dunia negara berkembang, di mana kemiskinan menjadi katalisator utama terjadinya pernikahan usia dini.
Orang tua yang berjuang dengan keterbatasan ekonomi merasa terdorong untuk menikahkan anak-anak mereka pada usia yang masih sangat muda.
Rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan ekonomi menjadi penentu, di mana orang tua berharap bahwa pernikahan anak-anak mereka akan membawa bantuan ekonomi.
Paradigma Kelemahan Perempuan
Dilansir dari penelitian tersebut, menurut Rafidah (2009) memberikan gambaran bahwa pandangan tradisional di masyarakat, khususnya di daerah pedesaan, menempatkan perempuan sebagai beban ekonomi.
Oleh karena itu, pernikahan usia muda seringkali terjadi pada golongan ekonomi menengah kebawah, sebagai bentuk pemindahan tanggung jawab dari keluarga perempuan kepada suaminya.
Banyak perempuan di daerah ini menemukan pasangan hidup mereka pada usia yang masih sangat muda.