Pembaharuan Lubang Jepang
Lubang Jepang mulai dikenal sebagai objek wisata pada tahun 1986, menjalani renovasi besar pada tahun 2004 dan 2006.
Setelah renovasi, terowongan ini dilengkapi dengan fasilitas seperti penerangan yang lebih baik, paving block, dan CCTV.
Meski Bukittinggi dikenal dengan keindahannya, kita harus selalu mengenang jasa para romusha.
Mereka adalah pahlawan yang patut dihormati dan dikenang.
BACA JUGA : Tempat-tempat Wisata Misterius di Sumatera Barat
Pekerjaan dan Fakta Menarik tentang Pembangunan Lubang Jepang
Lalu, berapa banyak pekerja yang terlibat dalam pembangunan Lubang Jepang?
Pembangunan Lubang Jepang melibatkan rata-rata 50–100 orang tenaga kerja setiap harinya.
Para pekerja ini didatangkan dan disediakan oleh Kantor Kotapraja Bukittinggi, yang terdaftar dan dibayar sebagai buruh harian.
Mereka membawa bekal makanan sendiri untuk makan siang.
Lubang Jepang juga memiliki kapasitas besar, dapat menahan getaran letusan bom di atas 500 kg.
Sesuai instruksi Panglima Divisi ke-25 Angkatan Darat Bala Tentara Jepang, Letjen Moritake Tanabe.
Kapasitasnya adalah 500 orang dalam kondisi normal dan 1.000 orang dalam keadaan darurat.
Menurut Hirotada Honjyo, saksi hidup pembangunan.
ia mengatakan Lubang Jepang kurang tepat dianggap sebagai benteng pertahanan, melainkan hanya bungker untuk melindungi diri agar terhindar dari serangan bahaya udara.
Konstruksi Lubang Jepang ini dinilai tidak rahasia sama sekali.
Semua berkas mengenai rencana, gambar, spesifikasi, dan anggaran pembangunan lenyap begitu saja setelah kekalahan Jepang pada tanggal 15 Agustus 1945.
sesuai perintah Panglima Letjen Moritake Tanabe.