Namun, Kenapa Pariangan Disebut Surga yang Hilang?
Lebih dari sekadar desa, Pariangan merupakan jantung sejarah masyarakat Minangkabau.
Lewat Tambo, suatu tradisi lisan yang diwariskan turun temurun, Pariangan diceritakan sebagai cikal bakal dan pusat awal peradaban Minangkabau.
Jejak-jejak sejarah ini masih terawat dan terpajang di berbagai sudut desa, mulai dari Batu Lantak Tigo, Kuburan Panjang Datuak Tantejo Gurhano, sampai Lurah Indak Barayia.
Pengakuan internasional datang saat Travel Budget USA pada tahun 2012 menempatkan Pariangan sebagai salah satu desa terindah di dunia.
Dalam artikel bertajuk “World’s 16 Most Picturesque Village”, Pariangan dibandingkan dengan desa-desa fenomenal lainnya seperti Shirakawa-go di Jepang dan Eze di Perancis.
Keberhasilan ini menjadi pendorong bagi kemajuan pariwisata Pariangan, yang kini berkembang pesat berkat upaya intensif pembangunan dan pengembangan wisata di kawasan ini.
Sebagai kata akhir, Nagari Tuo Pariangan menawarkan lebih dari sekadar indahnya alam. Ia mengajak kita untuk menyelami cerita, sejarah, dan warisan yang telah tertanam kuat dalam nadi kehidupan masyarakat setempat.
Jika Topers mencari pengalaman wisata yang menggugah mata dan menyentuh hati, maka Pariangan adalah jawabannya.
(Fiyu)