9. Kumbuak
“Kumbuak”, bukan sekadar wadah air. Teko dari tembikar ini menyimpan kenangan tentang tradisi minum teh dan kopi di pagi hari. Penggunaannya semakin berkurang, tergantikan oleh teko modern.
10. Sanduak
“Sanduak”, bukan kotak harta karun. Alat dapur ini sering digunakan untuk membuat gulai pada pesta-pesta.
Popularitas lagu “Sanduak Uda Salman” membawa kata ini kembali terdengar, mengantarkan kenangan tentang tradisi kuliner Minang.
11. Kucabuak
“Kucabuak”, bukan sekadar tempat air. Mangkok ini dulunya digunakan untuk mencuci tangan sebelum makan. Penggunaannya semakin jarang, tergantikan oleh keran air.
Perjalanan menjelajahi kosakata Minang yang hampir punah ini membuka mata kita terhadap kekayaan budaya yang tersembunyi.
Kata-kata ini bukan sekadar kumpulan huruf, tetapi jejak budaya dan memori leluhur.
Mari kita jaga dan lestarikan bahasa Minang, warisan budaya yang tak ternilai.
Gunakan kata-kata Minang dalam percakapan sehari-hari, ajarkan kepada generasi muda, dan lestarikan warisan leluhur ini
(Fiyu)
