5. Cikminyak
“Cikminyak”, bukan sembarang minyak. Kata ini awalnya merujuk pada ampas minyak, namun dalam percakapan sehari-hari,
“cikminyak” digunakan untuk menyatakan kekesalan terhadap orang yang bawel atau banyak permintaan.
Bayangkan, leluhur Minang sudah memiliki ungkapan unik untuk menggambarkan situasi ini!
6. Sasuku, Ciek Tali, Saringgik
Pernahkah Topers belajar berhitung dalam bahasa Minang? “Sasuku” bukan satu suku, melainkan istilah untuk jumlah 50. “Ciek tali” berarti 100, dan “saringgik” adalah 1000.
Bayangkan, leluhur Minang memiliki sistem bilangan mereka sendiri! Kini, penggunaannya semakin jarang, tergantikan oleh angka universal.
7. Sarawabeta
“Sarawabeta”, bukan sekadar kain lap. Kata ini merujuk pada saputangan, benda sederhana yang sarat makna. Penggunaannya semakin langka, tergantikan oleh tisu.
8. Cipia
Sebelum “piring” mendominasi, leluhur Minang mengenal “cipia” untuk menyebut piring makan. Bayangkan, tradisi makan bersama dengan “cipia” yang penuh makna.