Ciri Khas yang Memukau
Bulu-bulu kuau raja memikat perhatian dengan corak bulatan-bulatan mirip mata serangga berwarna cerah dan bintik keabu-abuan.
Ketika si jantan memamerkan bulu sayap dan ekornya di depan betina, tercipta pemandangan indah seperti burung merak dengan “ratusan mata” membentuk kipas.
Carolus Linnaeus, ilmuwan Swedia, memberikan nama ilmiah untuk kuau raja, yaitu Argusianus argus.
Dalam mitologi Yunani, Argus adalah raksasa bermata seratus, dan dalam Bahasa Inggris dikenal sebagai Great Argus.
Meskipun tidak dapat terbang jauh, kuau raja mengimbangi kelemahan ini dengan kemampuan berlari yang sangat baik.
Kemampuan berpindah tempatnya dengan melompat ke dahan-dahan pohon menambah daya tariknya.
Penciuman dan pendengaran yang tajam membuatnya sulit ditangkap, dan kebiasaannya membuat sarang di permukaan tanah.
Hanya di Sumatera dan Kalimantan
Kuau raja hanya ditemukan di Sumatera dan Kalimantan di Indonesia, serta memiliki persebaran global di Thailand, Myanmar, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Meskipun memiliki keunikan yang memukau, kuau raja menghadapi ancaman ganda: perburuan untuk bulu dan dagingnya serta degradasi habitat karena perubahan penggunaan lahan.
Dalam status konservasi menurut IUCN Redlist, kuau raja tergolong dalam kategori Near Threatened, mendekati terancam punah.