TOPSUMBAR – Dalam perjalanan menuju kemajuan, Sumatera Barat menatap masa depan dengan proyek ambisius: flyover dari Solok ke Padang
yang akan merubah wajah Jalan Sitinjau Lauik. Sebuah langkah proaktif untuk mengatasi tantangan ekstremitas jalan dan meningkatkan konektivitas.
Sebelum membahas rencana flyover, mari menggali lebih dalam tentang Jalan Sitinjau Lauik.
Sebuah jalur ekstrem sepanjang 53 KM yang menghubungkan Kota Padang dan Kota Solok.
Jalan ini, meski menawarkan jarak terdekat dari Solok ke Padang, memiliki tantangan sendiri.
Terletak di kawasan hutan lindung dengan tanjakan dan turunan curam, belokan tajam, serta tebing dan jurang yang menjadi ciri khasnya.
Saat hujan, kabut tebal sering menyelimuti jalan, menambah risiko kecelakaan.
Statistik dari Polresta Padang mencatat 50 kecelakaan dalam 4 tahun, menyoroti urgensi perbaikan infrastruktur.
Truk besar seringkali mengalami kendala, menciptakan situasi berbahaya bagi pengguna jalan.
Rencana Pembangunan Flyover
Dalam mengatasi tantangan ini, pemerintah merancang proyek flyover yang ambisius.
Hutama Karya (HK), perusahaan BUMN berpengalaman dalam pembangunan infrastruktur, dipilih untuk melaksanakan proyek ini.
Investasi sebesar 4,8 triliun diarahkan untuk membangun flyover Setinjau Lauik dengan dua panorama yang berbeda.
Panorama pertama, sepanjang 2,78 KM, akan dilengkapi dengan 4 jembatan layang.
Panorama kedua, dengan nilai investasi 2,051 triliun, fokus pada perbaikan aspek geometrik jalan, termasuk gradien maksimal dan radius tikungan.