Panggilan Ajo diberikan kepada yang bergelar Sidi, Bagindo, atau Sutan.
Hal ini mencerminkan egalitarianisme masyarakat Pariaman, di mana gelar tidak membuat seseorang sombong terhadap keturunannya.
Terputusnya Nasab Syaid Pariaman
Seiring perkembangan zaman, gelar Sidi dapat hilang karena beberapa alasan.
Salah satunya adalah jika seseorang menikah dengan orang dari luar Pariaman atau tidak menikah sama sekali.
Gelar juga dapat hilang jika seseorang tidak menyandangnya sejak lahir atau jika malu menyandangnya karena sikap atau moral yang tidak baik.
Sebab Musabab Hilangnya Gelar Sidi
Gelar Sidi tidak selalu dipegang teguh dan dapat hilang karena pernikahan dengan non-Pariaman, malu menyandangnya, atau karena tidak menikah.
Hal ini berbeda dengan turunan Alawy yang menyandang gelar sejak lahir.
Sejarah gelar Sidi di Pariaman mencerminkan kompleksitas percampuran budaya dan agama yang terjadi di tanah Minangkabau.
Meskipun gelar tersebut memiliki sejarah panjang, beberapa faktor seperti pernikahan dan pergantian generasi telah menyebabkan gelar ini terkadang hilang atau tidak lagi dipegang teguh.
Namun, sejarah ini tetap menjadi bagian integral dari warisan budaya dan sejarah masyarakat Pariaman yang unik.
(Fiyu)