Pada abad VII M, seorang pendeta Budha, I Tsing, mencatat adanya kelompok masyarakat Arab beragama Islam di pesisir barat Sumatera.
Mereka mungkin berasal dari Hijaz dan Hijrah, melarikan diri dari kekejaman Yazid pada tahun 680 M.
Keturunan Imam Hasan dan Husein di Pariaman
Pada akhir abad VI M, turunan Imam Hasan dan Husein, cucu Nabi Muhammad SAW, tiba di Pariaman.
Mereka bersembunyi di Hijaz sebelum pindah ke Asia Tenggara. Sidi Nan Sabatang, seorang keturunan, mendarat di Bandar Tiku, membawa bersama keluarganya.
Diceritakan bahwa Sidi Nan Sabatang memiliki sembilan anak laki-laki yang dikenal sebagai Sidi Nan Sambilan.
Turunan ini kemudian berkembang dan hidup di Pariaman selama 1300 tahun.
Gelar Sidi dan Struktur Masyarakat
Setelah Islamisasi secara damai, struktur masyarakat Hindu Pariaman berubah.
Kasta Brahmana menjadi Sidi (pemuka agama Islam), Ksatria menjadi Bagindo, Waisya menjadi Sutan (kaum pedagang dan pengusaha),
dan Sudra menjadi Marah (struktur paling rendah). Gelar ini diwariskan turun-temurun dari pihak ayah, sementara kekerabatan diwariskan dari pihak ibu.