TOPSUMBAR – Belasan orang yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sipil Solok Selatan menggelar aksi unjuk rasa di kantor Kejaksaan Negeri Solok Selatan, Rabu, 03 Januari 2024.
Mereka menuntut percepatan penanganan dugaan korupsi proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan anggaran mencapai 7,1 miliar.
Proyek tersebut saat ini tengah berada dalam tahap penyidikan, namun masyarakat merasa lambannya pengusutan dan menetapkan tersangka dalam kasus tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Kejaksaan negeri (Kejari) Kabupaten Solok Selatan mengungkapkan kronologi dan proses penyidikan dugaan korupsi proyek peningkatan/optimalisasi SPAM bersumber dari dana DAK tahun 2022 dengan anggaran 7,1 miliar.
Kasi Intel Kejari Solsel, A. Saputra mengatakan bahwa proses penyelidikan dimulai pada bulan Agustus 2023 setelah menerima laporan dan melakukan analisis.
Pada bulan Agustus, penyelidikan dilakukan di lapangan, dan satu bulan setelahnya, statusnya dinaikkan menjadi penyidikan karena ditemukan adanya peristiwa pidana terkait proyek tersebut.
Dalam upaya transparansi, Jaksa menjelaskan bahwa total anggaran proyek ini mencapai 7,1 miliar, dan kerugian negara yang belum ditentukan.
Proses penetapan tersangka telah dimulai dengan penerbitan Surat Perintah Penyidikan pada bulan Oktober 2023.
Jaksa menekankan bahwa penetapan tersangka harus didasarkan pada keberhati-hatian dan adanya dua alat bukti yang kuat.
Meskipun telah melakukan pemeriksaan terhadap 30-40 saksi, Jaksa menggarisbawahi bahwa proses penentuan tersangka membutuhkan waktu yang tepat.
“Kejaksaan telah mendatangkan ahli pengadaan barang dan jasa serta ahli konstruksi, dan kini sedang menunggu keterangan ahli terkait potensi kerugian negara,” ucapnya saat memberikan keterangan.
A. Saputra menegaskan bahwa mereka tidak akan terintervensi oleh pihak manapun dalam menentukan tersangka.
Mereka juga menunjukkan bahwa selama proses ini, ahli telah dikerahkan ke lapangan, namun informasi rinci mengenai temuan mereka belum diungkapkan ke media untuk menghindari potensi gangguan atau intervensi.
Proses penyidikan masih berlanjut dengan pemeriksaan saksi yang terjadwal, dan Jaksa berkomitmen untuk terus membawa kasus ini ke depan hingga tuntas tanpa adanya intervensi politik.
“Masyarakat diminta untuk bersabar dan percaya bahwa proses ini dilakukan dengan sungguh-sungguh demi keadilan dan penegakan hukum di Solok Selatan,” tegasnya.
Dirinya mengakui, ini merupakan awal tahun yang menarik bagi Jaksa di Solok Selatan, terutama dalam menangani kasus dugaan korupsi proyek dengan anggaran mencapai 7,1 miliar tersebut.
(HT)