TOPSUMBAR – Sejauh mana kita mengenal orang Minangkabau? Keunikan budayanya mengungkap kisah menarik tentang asal-usul yang berasal dari lereng gunung yang dulunya hanya sebesar telur itik.
Gunung Marapi di Sumatera Barat, gunung aktif yang terletak di antara Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Agam, dan Kota Padang Panjang, menarik banyak pendaki.
Keindahannya menawarkan kekayaan flora dan fauna. Edelweiss (Leontopodium sp), atau bunga abadi, tumbuh dengan subur di daerah pegunungan tinggi ini.
Pendaki bisa menemukan Edelweiss di kawasan Gunung Marapi dan di beberapa tempat di Indonesia.
Mereka juga bisa menikmati ladang penduduk setempat, melintasi rimba lebat, dan beristirahat di beberapa mata air.
BACA JUGA : Gunung Marapi dan Gunung Merapi, Apa Bedanya?
Namun, tahukah kamu bahwa dahulunya Gunung Marapi hanya sebesar telur itik? Tambo Minangkabau bercerita tentang legenda Gunung Marapi yang awalnya sebesar telur itik.
Istilah “marapi sagadang talua itiak” merujuk pada idiom dalam bahasa Minangkabau yang berarti “sangat kecil”.
Idiom ini mengambil dari kata “marapi” yang berarti “gunung” dan “talua itiak” yang berarti “telur itik”.
Kita menggunakan idiom ini untuk menggambarkan sesuatu yang sangat kecil, baik dalam bentuk fisik maupun non-fisik.
BACA JUGA : Duka Mendalam di Gunung Marapi, 11 Pendaki Ditemukan Meninggal, 12 Masih Hilang Pasca Erupsi
Sejarah geologi gunung terkait dengan legenda ini, dan beberapa sumber mengatakan, gunung itu berasal dari kata tersier, sekitar 150 juta tahun yang lalu.