Terowongan ini akan menembus Bukit Barisan di wilayah Sumatera Barat dan dikerjakan oleh kontraktor Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA).
Metode yang akan digunakan adalah New Austrian Tunneling Method (NATM) dan Tunnel Boring Machine (TBM),
metode modern yang telah sukses diterapkan dalam proyek infrastruktur lainnya,
termasuk ruas Modal Raya Terpadu MRT di Jakarta.
Investasi dan Realisasi
Pembangunan terowongan ini tidaklah murah, dengan estimasi biaya mencapai 9 triliun rupiah.
Namun, hal ini sebanding dengan manfaat besar yang akan diberikan oleh ruas tol ini.
Ruas jalan tol Padang Pekanbaru sepanjang 254,8 KM membutuhkan total investasi sebesar 80,41 triliun rupiah,
dan sebagian besar telah terealisasi dalam konstruksi.