TOPSUMBAR – Hai, Topers! Kali ini, mari kita eksplorasi sejarah dan perjalanan politik Sumatera Barat (Sumbar) yang sering kali terlupakan.
Apakah kalian tahu bahwa Sumbar juga memiliki cerita menarik di balik politiknya?
Sumbar memiliki catatan sejarah yang panjang, termasuk peristiwa bersejarah pada tanggal 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949.
Kota Bukittinggi, bagian dari Sumbar, berperan besar dalam menyelamatkan pemerintahan Republik Indonesia.
Saat Soekarno, Bung Hatta, Sutan Syahrir, dan Agus Salim ditangkap oleh Belanda, Bukittinggi menjadi pusat pemerintahan darurat Republik Indonesia (PDRI).
Namun, sayangnya, peristiwa ini kurang mendapat perhatian sebagaimana seharusnya.
Meskipun Presiden SBY menetapkan 19 Desember sebagai Hari Bela Negara, peringatan ini belum sepenuhnya mengakui peran penting PDRI.
Politik Identitas di Sumatera Barat
Dalam perkembangan politik terkini, ada kontroversi di Sumbar terkait pernyataan Puan Maharani.
Reaksi dari Megawati Soekarnoputri menunjukkan minimnya dukungan bagi PDIP di sana. Fenomena ini mencerminkan adanya kesadaran dari Puan atas tantangan politik di Sumbar.
Perpecahan politik identitas di Sumbar juga terkait dengan dukungan terhadap Jokowi pada Pilpres 2014 dan 2019.
Megawati melihat politik lebih luas, bukan hanya sebatas jumlah DPT di Sumbar. Dalam situasi ini, keberhasilan politik tidak hanya ditentukan oleh banyaknya suara, tapi juga kualitas