TOPSUMBAR – Tradisi dan budaya memiliki daya tarik tersendiri, mengakar dalam sejarah dan mampu menggambarkan keunikan suatu komunitas.
Salah satu tradisi menarik yang terus dilestarikan oleh warga keturunan India di Padang, Sumatera Barat, adalah Serak Gulo.
Merupakan sebuah peristiwa yang penuh kegembiraan, tradisi ini memadukan kebersamaan, rasa syukur, dan silaturahmi dalam satu momentum istimewa.
Setiap tahun, warga keturunan India yang tinggal di kawasan Pasa Gadang, Padang, Sumatera Barat, menyelenggarakan Serak Gulo.
Tradisi ini telah berlangsung selama dua abad, dimulai sejak berdirinya Masjid Muhammadan pada tahun 1843.
Serak Gulo menjadi simbol rasa syukur atas rezeki yang diterima sepanjang tahun, sekaligus peringatan kelahiran ulama Islam asal India, Shahul Hamid.
Prosesi Serak Gulo
Serak Gulo dimulai dengan prosesi doa bersama, diikuti dengan pengumpulan gula dari sumbangan masyarakat keturunan India dan bahkan suka rela dari etnis Tionghoa.
Gula tersebut kemudian dibungkus dengan kain perca warna-warni dalam ukuran yang pas untuk dibagikan kepada warga sekitar.
Setelah dinaikkan ke atap masjid, gula dilemparkan ke bawah oleh petugas dengan cekatan.