TOPSUMBAR – Dalam setiap langkah, kisah-kisah tak terduga tumbuh subur di balik serbuan waktu.
Begitu pula dengan perjalanan orang Minangkabau, yang dengan penuh semangat menginjakkan kaki di ibu kota, Jakarta.
Tidak hanya membawa beban perantauan, tetapi mereka juga membawa sejuta warna dari tradisi dan budaya yang kental.
Satu di antara mereka adalah Nurseha dari orkes Gumarang yang memperkenalkan lagu Ayam Den Lapeh ke seluruh penjuru Jakarta, menciptakan harmoni antara suara Minangkabau dan kehidupan kota.
Sejak awal, orang Minangkabau telah menanamkan akar budayanya di bumi Jakarta.
Pada abad ke-16, utusan dari Sunda dan Pagaruyung, seperti Sabandar Kasim, menjadi juru bicara dalam perjanjian dengan Portugis.
Bahasa Minangkabau dan ekspresi khas mereka, seperti onde-onde, ondel-ondel, dan kuntilanak, menemukan tempat di hati orang Betawi, menciptakan ikatan yang unik antara dua budaya yang berbeda.
Dalam era modern, peran orang Minang semakin terasa kuat.
Mereka tidak hanya menjadi guru di sekolah-sekolah, tetapi juga menjadi pujangga baru yang melahirkan karya-karya sastra berharga.