Perjuangan Tuan Tunggang Parangan di Kutai
Meskipun sebelumnya sudah ada upaya dakwah dari ulama Minangkabau seperti Datuk Ri Bandang, kondisi masyarakat Kutai dianggap belum kondusif.
Namun, Tuan Tunggang Parangan tetap bertahan dan melanjutkan dakwahnya.
Kisah dialog antara Tuan Tunggang Parangan dengan Raja Kutai, Aji Mahkota,
menjadi momen penting dalam memahami bagaimana raja tersebut akhirnya memeluk agama Islam.
Makam Damai Tuan Tunggang Parangan di Kutai
Setelah berakhirnya hayatnya, Tuan Tunggang Parangan tetap berdiam di Kutai.
Makamnya yang terletak di Kutai Lama, Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, menjadi tempat ziarah bagi banyak pengunjung.
Kompleks Aulia Habib Hasyim yang bergelar Tunggang Parangan berdekatan dengan makam Raja Kutai, menciptakan suasana yang damai dan menyatu.
Kisah Tuan Tunggang Parangan adalah satu dari sekian banyak perjuangan ulama-ulama Nusantara dalam menyebarkan Islam.
Asal-usulnya dari Sumatra Barat menunjukkan bahwa kearifan dan keteguhan ulama Minangkabau mampu membawa cahaya Islam hingga ke tanah Kutai.
Semoga kita dapat terus mengenang perjuangan ulama-ulama terdahulu yang telah membawa cahaya Islam ke berbagai pelosok negeri.
(Fiyu)