Adapun ayah saya di Calau, sekarang bernama Sumpur Kudus Selatan, disamping menyerahkan sebagian rumahnya untuk dipakai sebagai zender radio PDRI, juga menyediakan logistik bagi para pejuang ini.
Dirumah inilah Komodor Muda Soejono dan Kapten Udara Dick Tamimi dan jajarannya memimpin radio PDRI sebagai sumber informasi untuk disampaikan kepada Syafruddin Prawiranegara yang tinggal di Sumpur Kudus dan Silantai, keduanya berada dalam jarak dekat di Kecamatan Sumpur Kudus.
Demikian sepenggal kisah yang dimuat di Republika, berjudul “PDRI Sebuah Drama Zejarah III,” ditulis oleh Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif, MA (2018).
Pemerintahan Darurat Republik Indonezia (PDRI)
Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) yaitu sebuah pemerintahan dipimpin oleh Mr. Syafruddin Prawiranegara.
Berkedudukan di Sumatera dan berlangsung dari 22 Desember 1948 hingga 13 Juli 1949.
PDRI adalah bukti eksistensi republik yang dibangun atas kesadaran bersama.
Sebagai wujud “talak tiga” terhadap Belanda yang ingin menjajah kembali Indonesia melalui agenda Agresi Militer (AM) II dengan membonceng tentara sekutu.
Serbuan AM II ke Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 1948 telah membuat pasangan dwi-tunggal Soekarno dan M. Hatta ditangkap Belanda, kemudian diasingkan.
Atas dasar itulah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Keppres Nomor 28 tahun 2006, telah menetapkan Hari Bela Negara (HBN) yang diperingati setiap tanggal 19 Desember, tiap tahunnya.