Pengungsian dan Kehidupan Pasca-Perang
Sementara itu, Dang Tuanku, Puti Reno Kemuning Mego, dan Bundo Kanduang melakukan pengungsian secara rahasia ke tempat yang kemudian
Dikenal sebagai negeri asal tanah kahyangan di Hutan Sitampok, Rimbo Sitapuang.
Mereka menjalani kehidupan yang jauh dari kata-kata kasar, merajut kerohanian dan ketenangan dalam suasana yang tenang.
Perjalanan Ruhani Bundo Kanduang
Bundo Kanduang, yang kemudian memakai nama Islam sebagai Mande Rubiyah, mendalami ajaran kerohanian agama Islam dengan nuansa sufistik.
Dalam perjalanannya, Bundo Kanduang “mi’raj ke langit” dan menetap di Lunang, wilayah Kesultanan Kerajaan Indrapura yang tersembunyi.
Bundo Kanduang memainkan peran penting dalam mempertahankan spiritualitas dan keberlanjutan nilai-nilai agama Islam di tengah perang dan krisis.
Perjalanan sejarah ini menggambarkan pengorbanan, ketabahan, dan semangat kepemimpinan yang tinggi.
Dang Tuanku, Puti Reno Kemuning Mego, dan Bundo Kanduang meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah Minangkabau.
Pengorbanan mereka membawa kembali kedamaian dan kestabilan di Pagaruyung.
Sejarah Hiyang Indrajati dan peristiwa-peristiwa di sekitarnya menjadi warisan berharga bagi masyarakat Minangkabau.
Dalam gelombang perubahan dan konflik, cerita ini menunjukkan kekuatan manusia untuk bertahan dan membangun kembali,
Menjadikannya bagian integral dari identitas dan kebanggaan Minangkabau.
(Fiyu)