Perjuangan Politik dan Aktivisme
Rasuna Said memasuki dunia perjuangan politik dengan aktif di Sarekat Rakyat (SR) dan kemudian bergabung dengan Soematra Thawalib,
Mendirikan Persatuan Muslimin Indonesia (PERMI) pada tahun 1930. Terlibat dalam organisasi tersebut, Rasuna tidak hanya menjadi orator ulung,
Tetapi juga ikut mengajar di sekolah-sekolah yang didirikan oleh PERMI.
Keberaniannya menentang penjajahan Belanda mencatatkan namanya sebagai wanita pertama yang dijerat hukum Speek Delict pada tahun 1932.
Meskipun pernah dipenjara, semangatnya tidak surut. Pada tahun 1935, Rasuna menjadi pemimpin redaksi majalah “Raya” di Sumatera Barat, dianggap radikal oleh pihak Belanda.
Namun, keterlibatan politiknya membuatnya pindah ke Medan, Sumatera Utara, di mana ia mendirikan Perguruan Putri dan menerbitkan majalah mingguan “Menara Poeteri.”