Selama periode tersebut, beberapa tokoh, termasuk Datuk Perpatih Baringek, aktif dalam upaya pendirian negara Minangkabau yang ingin dibentuk oleh Belanda.
Meskipun memiliki latar belakang sebagai mantan pegawai pemerintah Hindia Belanda, Baringek terlibat dalam pembentukan negara boneka yang diumumkan di DISBA.
Frustasi Belanda dan Konsolidasi Republik Indonesia
Upaya tokoh-tokoh seperti Baringek untuk membentuk negara boneka Minangkabau frustasi Belanda karena kurangnya dukungan rakyat.
Sementara itu, di sisi lain, Wali Nagari, Camat, dan Bupati di Sumatera Barat konsolidasi kuat mendukung Pemerintah Darurat Republik Indonesia di bawah kepemimpinan Mr. Syafruddin Prawiranegara.
Kandasnya Federasi Sumatera
Gagasan federasi Sumatera dan pendirian negara Minangkabau akhirnya kandas setelah Muktamar Sumatera dan upaya pendirian negara boneka.
Belanda, frustasi dengan kegagalan mereka mengatur wilayah yang telah mereka duduki, mau berunding dengan pemerintahan Republik Indonesia.
Konferensi Meja Bundar pada Agustus 1949 di Den Haag menandai penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Republik Indonesia.
Peristiwa seputar gagasan federasi Sumatera dan upaya pendirian negara Minangkabau menjadi bagian integral dari sejarah kemerdekaan Indonesia.
Dengan melihat kejadian tersebut, kita dapat memahami kompleksitas politik dan dinamika pada masa itu, yang menjadi warisan berharga bagi perjalanan bangsa.
(Fiyu)