TOPSUMBAR – Nagari Pariangan, sebuah desa yang terletak di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, adalah salah satu permata tersembunyi yang memikat banyak wisatawan dari dalam dan luar negeri.
Meskipun bagi masyarakat Sumatra Barat Pariangan mungkin hanya merupakan tempat biasa, bagi banyak orang dari Nusantara dan seluruh dunia, desa ini adalah salah satu dari “5 Desa Terindah di Dunia.”
Pariangan bukan sekadar destinasi wisata biasa. Di balik pesonanya yang memikat, desa ini memiliki warisan budaya dan sejarah yang luar biasa.
Masyarakat Pariangan menjalani rutinitas mereka dengan pola hidup yang sederhana, yang menambah keindahan budaya dan alam mereka.
Banyak khazanah budaya yang masih hidup di kaki Gunung Marapi, dan ini merupakan simbol kekuatan masyarakat Minangkabau dengan semboyan “Gunung Merapi sagadang Talua Itiak” (Gunung Merapi sebesar Telur Itik).
BACA JUGA : Orang Minangkabau Ternyata Berasal dari Lereng Gunung yang Dulunya Hanya Sebesar Telur Itik
Jejak Sejarah Iskandar Zulkarnain di Pariangan
Sejarah masyarakat Minangkabau dipengaruhi oleh kisah Iskandar Zulkarnain, yang merupakan bagian penting dari Tambo, literatur lisan masyarakat Minangkabau.
Menurut Tambo, nenek moyang masyarakat Minangkabau berasal dari keturunan Raja Iskandar Zulkarnain dari Macedonia.
Meskipun sejarah Iskandar Zulkarnain hanya mencakup ekspansi ke India, masyarakat Minangkabau meyakini bahwa keturunan Iskandar Zulkarnain mendarat di Gunung Merapi, yang kemudian menjadi kawasan Pariangan.
Meskipun ada perbedaan antara versi Tambo dan data sejarah, keyakinan ini menjadi cikal bakal sejarah budaya Minangkabau.