Arsitektur dan Fungsi
Benteng ini memiliki asrama prajurit, penjara, dan bangunan lainnya. Pintu masuknya lengkung dengan meriam Belanda di sisi kanan dan kiri.
Di tengah dinding, terdapat segitiga yang mungkin digunakan untuk menggantung lonceng. Kubu ini menjadi pusat pertahanan Belanda di Tanah Datar selama Perang Padri.
Konflik Perang Padri
Perang Padri adalah konflik antara gerakan Kaum Adat dan Kaum Agama. Kaum Agama, yang berusaha memurnikan Islam, mendapat resistansi dari Kaum Adat.
Konflik ini berujung pada permintaan Kaum Adat kepada Belanda untuk melawan Kaum Padri, dan Belanda menyetujuinya.
Benteng Van Der Capellen, menjadi simbol peran Belanda dalam menguasai Sumatera Barat. Dengan nonmor inventaris 25/BCB-TB/A/12/2007, benteng ini diakui sebagai benda cagar budaya.
Dengan arsitektur kolonial Belanda dan pengaruh iklim tropis, benteng ini menyimpan kisah perlawanan dan penjajahan, menjadi destinasi bersejarah dan pariwisata.
Dengan kokohnya Benteng Van Der Capellen di tengah Kota Batusangkar, kita diingatkan akan peristiwa bersejarah Perang Padri dan kompleksitas hubungan antara Kaum Adat dan Kaum Agama di Sumatera Barat.
Bangunan ini bukan hanya cagar budaya, tetapi juga sebuah saksi bisu perjalanan waktu dan perjuangan melawan penjajahan, menambah kekayaan sejarah dan pariwisata Indonesia yang patut dijelajahi.
(Fiyu)