3. Prasasti Tungku Tigo Sajarangan
Prasasti Tungku Tigo Sajarangan adalah peninggalan sejarah yang ditemukan pada tahun 1340 Masehi oleh Raja Adityawarman.
Terdiri dari tiga batu besar yang membentuk segitiga, prasasti ini memiliki makna penting dalam sejarah daerah, digunakan sebagai tempat memasak untuk berbagi daerah.
4. Masjid Ishlah Abad ke-19
Topers Nagari Pariangan juga dikenal karena Masjid Ishlah yang dibangun pada abad ke-19 oleh Syekh Burhanuddin, seorang ulama terkemuka di Minang.
Dengan arsitektur mirip kuil-kuil di Tibet, masjid ini telah mengalami dua kali renovasi pada tahun 1920 dan 1994.
Keunikan masjid ini terletak pada pancuran air panas langsung dari Gunung Merapi, dianggap sebagai keberkahan bagi masyarakat setempat.
5. Desa Pertanian Pertama di Minang
Topers Nagari Pariangan menjadi desa pertanian pertama di Minang, dengan lanskap hijau yang didominasi oleh sawah di sekelilingnya.
Profesi utama penduduknya adalah petani, menjadikan pertanian sebagai tulang punggung masyarakat.
Keberlimpahan tanahnya dihormati sebagai warisan bersejarah, dan sebagian sawahnya dijadikan situs peninggalan, menggambarkan kedalaman sejarah dan tradisi yang dimiliki oleh desa ini.
Topers Nagari Pariangan tidak hanya menawarkan keindahan alam yang luar biasa tetapi juga kekayaan sejarah dan budaya yang patut dijelajahi.
Dengan akses yang mudah dari Jakarta, desa ini menjadi destinasi yang menarik bagi para pelancong yang mencari pengalaman yang autentik dan memesona di Sumatra Barat.
(Fiyu)