TOPSUMBAR – Teka teki penemuan diduga beras sintetis yang viral di kota Bukittinggi awal Oktober 2023 lalu, akhirnya terjawab.
Berdasarkan hasil uji laboratorium Saraswati di Bogor beras yang jadi barang bukti diduga sistetis itu bukanlah beras sintetis, melainkan beras asli yang ditanam petani dan di panen petani.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) Syaiful Bahri saat menggelar konperensi pers, Senin (16/10/2023) di sela kegiatan bazaar dan bantuan pangan murah di halaman kantor gubernur Sumbar dalam rangka peringatan hari pangan Se-Dunia ke-43 tahun 2023.
Syaiful Bahri menerangkan, mengenai penemuan diduga beras sintetis di Bukittinggi yang viral di sosial media awal Oktober 2023 lalu, jawabannya ilmiah dan tidak ada opini-opini.
Ada namanya Tim Terpadu Keamanan Pangan provinsi Sumbar dimana Dinas Pangan sebagai ketuanya, itu fungsi kami. Kemudian anggotanya Dinas Perdagangan, Dinas Kesehatan, dan termasuk Subdit Diskrimum Polda Sumbar. Kemudian di tingkat kabupaten dan kota ada timnya juga, Tim Terpadu Keamanan Pangan Tingkat kabupaten dan kota.
“Nah, peristiwa diduga beras sintetis di Bukittinggi itu, di situ ditangani Polresta, wali kota, camat, dan kepala dinas pangan dan pertanian kota Bukittinggi,” terang Syaiful Bahri.
Sedangkan kami dari Dinas Pangan provinsi Sumbar, lanjut Syaiful Bahri, setelah dapat kabar tentang ditemukannya diduga beras sintetis itu, kami juga langsung turun ke Bukittinggi. Kemudian kami korek kronologisnya dan setelah dapat kronologisnya lalu kami ambil tindakan.
Tindakan pertama adalah memastikan beras itu adalah sistetis atau bukan. Karena itu penting karena yang dituduhkan adalah beras. Jadi kata kuncinya adalah beras.
“Makanya kemarin kerjasama kita dengan Polresta Bukittinggi, sudah disepakati misalnya bila ada tindaklanjut, kemaren itu Polresta Bukittinggi lah yang mengirim sample barang bukti beras diduga beras sintetis itu ke laboratorium Saraswati di Bogor,” paparnya.
Ditegaskannya, beras diduga sistetis itu bukanlah beras sintetis. Beras tersebut adalah beras asli beras lokal yang didapat dari pedagang dari kabupaten Pasaman.
“Jadi telah ditelusuri bahwa beras itu berasal dari Pasaman,” ujar Syaiful.
Ketika ditanyakan apa jenis beras diduga beras sintetis tersebut, Syaiful mengatakan jenis beras tidak disebutkan.
“Namun dari melihat bentuknya beras tersebut mirip beras Cisokan. Cisokan itu kalau di Pasaman bila dimasak nasinya sedikit pulen/bergetah. Beda dengan Cisokan Bukittinggi atau Padang Panjang yang bila dimasak nasinya berderai,” ujarnya.
Kemudian bagaimana dengan warga yang sakit diduga mengkonsumsi beras sintetis yang viral itu, Syaiful mengatakan pada saat kejadian warga itu telah di bawa berobat ke klinik di Bukittinggi.
“Saat itu kita instruksikan Dinas Kesehatan setempat agar memantau kesehatan warga dimaksud,” kata dia.
Selanjutnya, tentang kabar anjloknya penjualan beras di lokasi di duga ditemukan beras sintetis itu, menurut Syaiful karena saat itu berita ini viral tentunya berdampak terhadap pedagang beras dimaksud.
“Makanya kita saat menerima informasi penemuan diduga beras sintetis itu kita segera ke lokasi di Bukittinggi dan kita cepat membuktikan. Setelah ini dengan telah keluarnya hasil uji laboratorium tentu tidak akan berdampak lagi terhadap penjualan beras pedagang setempat,” ujarnya.
“Semoga pedagang beras di lokasi diduga ditemukan beras sintetis itu bisa lega dengan telah keluarnya hasil uji laboratorium ini,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, diduga beras sintetis ditemukan di kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Informasi tersebut sontak hebohkan warga dan terberita di ragam media.
Informasi penemuan beras berbahaya itu juga mendapat perhatian serius oleh Dinas Pangan Provinsi Sumatera Barat.
Berita Terkait :
(AL)