Sejak resmi menjadi tempat wisata, goa Jepang mengalami berbagai renovasi.
Dindingnya yang semula asli cadas kemudian ditempeli semen.
Menurut Jefry, hal tersebut terpaksa dilakukan sebagai langkah untuk mengurangi pengurangan kadar kelembaban perusakan oleh pengunjung.
Protes Peneliti dan Sejarawan pada Perubahan Lubang Jepang
Upaya ini menimbulkan protes terutama di kalangan peneliti dan pecinta sejarah. Mereka menyebut itu adalah suatu kecerobohan karena menghancurkan kondisi asli peninggalan sejarah.
Informasinya bahwa goa-goa tersebut baru ditemukan setahun setelah proklamasi kemerdekaan diikrarkan.
Lubang Jepang terletak di Bukit Sianok, Kota Bukittinggi. Dibangun oleh masyarakat Indonesia pada masa itu dengan sistem romusha atau kerja paksa di bawah pimpinan Jepang Jenderal Watanabe.
“Jenderal itu Watanabe, namun tidak ada yang pernah menangkapnya, bahkan keberadaannya hingga kini hidup atau mati tidak ada yang tahu,” kata Nedi.
Ada lebih dari satu jaringan gua di Bukittinggi, bahkan panjang totalnya lebih dari lima kilometer.
Dengan berbagai pertimbangan yang dibuka untuk wisata hingga saat ini masih sepanjang 750 meter
Terdapat 135 anak tangga yang menurun ke bawah tanah saat memasuki gerbang Lubang Jepang.
Secara keseluruhan konstruksi Lubang Jepang telah diperbarui, volume ruang diperlebar dan tempat terlarangpun ditutup.
Sebab bentuknya yang seperti labirin sering membuat Pengunjung tersesat.
Tempat Eksekusi yang Ada di Lubang Jepang
Bagian ruang dapur, di bagian yang paling mengerikan dalam sejarah Lubang Jepang.
Sebab bagian dapur dipercaya hanya sebagai fungsi kamuflase, dekat dengan ruang penyiksaan dan penjara, diketahui sebagai tempat pembuangan jasad.
Ada dua lubang di atas dan bawah dapur, lubang atas adalah untuk pengintaian ke arah luar. Sedangkan lubang bawah dapur untuk membuang jasad dari korban meninggal.
Apabila jasad tersebut dibakar maka asapnya akan memancing perhatian musuh.
Jalur sungai yang dianggap tempat pembuangan galian sudah diteliti, namun tidak ada tanah yang cocok dengan karakter tanah dalam gua.
Bahkan pernah ada bekas tentara Jepang yang didatangkan kembali ke Indonesia untuk merumuskan sejarah gua tersebut, Namun nihil.
“Panjang lubang Jepang ini sekitar 25 km persegi. Lubang ini mengitari seluruh tempat di Bukittinggi, maka dari itu di sini tidak ada gedung yang lebih tinggi dari Jam Gadang yang merupakan ikon kota ini,” kata Yuddy.