Pembauran Budaya Minang pada Provinsi Beridentitas Melayu
Dengan adanya pembagian wilayah tersebut, mengakibatkan budaya Minang itu kurang terekspos di daerah yang identitas provinsinya bercirikan Melayu.
Latar belakangnya karena ada unsur politis dan kepentingan seperti Kerinci di Jambi, Kampar, Rokan Hulu, dan Kuantan Singingi di Riau serta di daerah lainnya.
Di sana, budaya Minang diamalkan oleh masyarakatnya dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, karena sudah masuk ke wilayah provinsi dengan identitas Melayu, maka budaya Minang yang ada tersebut dianggap saja sebagai budaya Melayu.
Itulah sebabnya banyak budaya Melayu yang mirip dengan budaya Minang.
BACA JUGA : Marawa Minangkabau dan Kemiripannya dengan Bendera Jerman
Membedakan Budaya Minang dan Budaya Melayu
Lalu, bagaimana cara membedakan budaya Minang dengan budaya Melayu? Cukup susah.
Mereka mirip, tapi dianggap dan dikatakan berbeda.
Yang jelas, apa yang ada dalam kebudayaan Melayu hampir ada di dalam kebudayaan Minangkabau.
Tapi apa yang ada dalam kebudayaan Minang belum tentu bisa kita jumpai pada budaya Melayu.
Seperti apa gambarannya secara konkret? Coba perhatikan tutur kata dan bahasanya.
Kosakata dalam Bahasa Melayu ada dalam bahasa Minang, bedanya hanya dari bentuk pengucapan.
Bahasa Melayu identik dengan bunyi ‘a’, sedangkan bahasa Minang lebih suka memakai akiran ‘o’.