1. Harga Berdasarkan Pendidikan: Harga pria Minang yang dibeli oleh calon istri sering kali berdasarkan derajat
pendidikan mereka. Semakin tinggi derajat pendidikan, semakin tinggi harga yang harus dibayar oleh calon istri.
2. Tanggungan Ekonomi: Meskipun pria Minang dibeli, nantinya sang suami akan memiliki beban tambahan,
seperti menanggung biaya pendidikan adik-adik dan masalah ekonomi keluarga calon istri.
3. Harga Tetap Dipatok: Pria Minang dibeli meskipun belum memiliki status pekerjaan yang jelas. Harga tetap
dipatok berdasarkan pendidikan, dan ini berlaku untuk semua profesi, mulai dari lamaran hingga pernikahan.
Sejarah dan Budaya di Balik Tradisi Ini:
Fenomena pria Minang dibeli sebenarnya merupakan proses menuju pernikahan yang disebut “uang japuik”
Keluarga calon mempelai wanita memberikan beberapa hal kepada pihak calon mempelai pria dengan maksud
untuk memuliakan pasangan. Ini berkaitan dengan budaya matrilineal yang masih dipegang teguh oleh masyarakat