TOPSUMBAR – Udara di kaki Gunung Marapi, tepatnya di nagari Paninjauan kecamatan X Koto kabupaten Tanah Datar pada Siang jelang sore Minggu (8/10/2023) kemaren terasa sejuknya.
Meski langit sebagian tertutup kabut awan tidak menghalangi pandangan mata, Gunung Marapi tampak berdiri dengan kokohnya.
Ya, di nagari Paninjauan itu saat ini sedang berlangsung pembangunan proyek embung yang oleh masyarakat setempat diberi nama embung Talago.
Menurut salah seorang tokoh masyarakat setempat, Yurnaidi, embung Talago terletak di Jorong Tabu Baraia, Nagari Paninjauan, kecamatan X Koto kabupaten Tanah Datar.
“Lokasi embung Talago ini berjarak sekitar lima kilometer dari Simpang Tiga Bak Air, kelurahan Bukit Surungan kota Padang Panjang,” ujar Yurnaidi kepada Topsumbar.co.id di lokasi embung Talago, Minggu (8/10/2023).
Yurnaidi menjelaskan, embung Talago ini sudah diperjuangkan sejak 2012 lalu, namun oleh berbagai kendala barulah pada 2023 ini bisa direalisasikan tahap awal pembangunannya.
“Untuk bisa dibangunnya embung Talago ini perjuangannya sampai ke Medan, ke Kementerian Lingkungan Hidup dan lain sebagainya,” kata dia.
Yurnaidi yang akrab dengan panggilan Mak Njang, menyebutkan bahwa masyarakat Nagari Paninjauan sangat mengharapkan adanya embung Talago ini.
“Bila pembangunan embung Talago rampung pengerjaannya, nantinya embung Talago ini bisa sebagai cadangan air. Sebab, banyak mata air mata air terletak di bawah embung ini yang sekaligus nanti juga akan menetralkan embung itu sendiri,” sebutnya.
Kemudian, lanjut Mak Njang yang tak kalah pentingnya embung Talago ini nantinya bisa jadi destinasi wisata dan membawa multiplayer effect karena tempatnya (lokasinya, red) yang berada dilereng Gunung Marapi serta viewnya yang sangat indah.
“Dari posisi embung Talago ini bisa terlihat jelas laut Pariaman, Danau Singkarak, dan kota Padang Panjang,” ujarnya.
Selain itu, menurut Mak Njang nantinya masyarakat Paninjauan akan mengusulkan ke pihak Nagari untuk membentuk misalnya Peraturan Nagari tentang bangunan-bangunan apa saja yang akan didirikan disekitar embung Talago ini.
“Jadi kita tidak sekedar mendirikan bangunan begitu saja, melainkan kita tata sedemikian rupa guna menarik wisatawan datang ke sini. Apalagi nanti akses jalan menuju embung Talago di aspal. Waw, pastinya akan membuat wisatawan ingin sekali berkunjung ke embung ini,” imbuhnya.
Ia menjelaskan, pada tahun 2010 waktu itu dirinya sebagai Wali Jorong Tabu Baraia, ia beserta elemen masyarakat membuka jalan dari lokasi embung Talago ini yang namanya Data ke Nagari Panyalaian.
“Jalan itu sudah di buka dan bila di aspal saya yakin orang-orang yang datang dari arah Padang ke Bukittinggi dan sebaliknya, dari arah Pekanbaru dan sebaliknya, serta dari arah Solok dan sebaliknya akan singgah ke lokasi embung Talago ini,” jelasnya.
Selain itu, dampak lain dari keberadaan Embung Talago ini nantinya dan bila jalan aspal itu terwujud otomatis kemacetan yang telah jadi momok disepanjang jalur lalu lintas Padang Panjang – Panyalaian – Koto Baru – Bukittinggi akan terurai.
“Harapan saya dan masyarakat Paninjauan mudah-mudahan di tahun 2024 mendatang ada kelanjutan pembangunan embung Talago ini, apakah dengan APBD Kabupaten Tanah Datar, APBD Provinsi Sumatera Barat, APBN, atau dari sumber sumber lainnya. Sehingganya pembangunan embung Talago ini benar-benar selesai,” harapnya.
Adapun terkait status lahan embung Talago, disebutkan Mak Njang adalah merupakan lahan milik masyarakat dan masyarakat tidak meminta ganti rugi sama sekali.
“Lahan ini diberikan oleh pemilik ke Nagari dan nantinya pihak Nagari yang akan membuat aturan-aturannya apakah hibah atau pinjam pakai,” sebutnya.
“Nanti juga akan dibentuk kelompok-kelompok terdiri dari pemilik tanah yang nantinya bisa pula menikmati hasil dari objek wisata, kolam pemancingan, dan lain sebagainya,” sambungnya.
Terakhir, Mak Njang mengatakan terlaksananya pembangunan awal embung Talago tidak terlepas juga dari perhatian pemerintah kabupaten Tanah Datar.
‘Kami masyarakat Paninjauan, berterima kasih kepada bupati Tanah Datar Bapak Eka Putra beserta jajaran yang telah mengganggarkan tahap awal pembangunan embung Talago. Dan harapan kami masyarakat semoga tahun berikutnya kembali menganggarkan untuk penyelesaian pembangunan embung Talago ini,” ucapnya.
Sementara itu, PPTK pada Bidang PSDA PUPR kabupaten Tanah Datar Jon Kanedi mengatakan embung Talago berdiri di atas lahan seluas 1,8 hektare.
“Pengerjaan tahap awal embung Talago dimulai pada Juli 2023 lalu dan akan berakhir pada akhir Oktober 2023 ini,” ujar Jon Kanedi kepada Topsumbar.co.id di lokasi embung Talago, Minggu (8/10/2023).
Disebutkannya, pengerjaan tahap awal embung Talago menelan anggaran Rp900 juta termasuk pajak bersumber dari APBD kabupaten Tanah Datar TA 2023 dengan sistem pengerjaan swakelo langsung oleh bidang PSDA PUPR kabupaten Tanah Datar.
“Pada pengerjaan ini pihaknya mengerahkan tiga alat tractor dan 5 pekerja yang bertugas membersihkan pinggiran embung. Alhamdulillah dalam pengerjaan embung Talago ini kita tidak menemui kendala dan masyarakat di sini juga sangat antusias dengan pembangunan embung Talago ini,” sebutnya.
Ditambahkannya, selaku PPTK dirinya setiap hari berada di proyek embung nyaris tanpa hari libur. Hal demikian ia lakukan agar pengerjaan bisa selesai sesuai jadwal.
Sedangkan kelanjutan proyek embung Talago ini di tahun 2024, pihaknya telah mengusulkan ke Balai Wilayah Sungai Sumatera V Direktorat Sumber Daya Air Kementerian PUPR RI.
“Sudah kita usulkan dan saat ini kita sedang menunggu realisasinya,” pungkasnya.
Sore beranjak senja, udara dingin lereng gunung Marapi mulai menusuk tubuh.
Topsumbar.co.id pun kemudian pamit beranjak dari lokasi embung Talago yang bila telah selesai pembangunannya nanti diprediksi bakal jadi destinasi wisata dan berdampak multiplayer effect seperti disampaikan oleh Mak Njang di atas. Semoga!
(Alfian YN)