TOPSUMBAR – Pulau Sumatera, khususnya wilayah Minangkabau, memiliki sejarah panjang dan menarik.
Salah satu bab penting dalam sejarah Minangkabau adalah periode pendudukan Jepang, yang berlangsung antara tahun 1942 hingga 1945.
Kedatangan Jepang di Sumatera Barat
Tentara Jepang memasuki kota Padang pada tanggal 17 Maret 1942.
Dalam waktu sepuluh hari, seluruh kota penting di Sumatera Barat berhasil diduduki tanpa perlawanan yang berarti dari pihak Belanda.
Pendudukan ini berakhir ketika Soekarno dan Muhammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Jejak Soekarno di Sumatera Barat
Pada masa awal pendudukan, Soekarno, salah satu tokoh penting Indonesia, berada di Sumatera Barat selama sekitar tiga hingga lima bulan.
Ia memiliki pengaruh signifikan pada peristiwa-peristiwa yang terjadi di Padang selama periode tersebut.
Giyugun dan Pertahanan
Pada Oktober 1943, Jepang memprakarsai pendirian Giyugun untuk membantu pertahanan.
Dipimpin oleh Khatib Sulaiman, Giyugun adalah satu-satunya kesatuan tentara yang dibentuk oleh Jepang di Sumatera Barat.
Kesatuan sukarela ini nantinya menjadi fondasi kekuatan bersenjata Indonesia pasca-kemerdekaan.
Strategi Jepang dan Sumatera
Seiring dengan pendudukan, Jepang fokus pada memaksimalkan potensi sumber daya vital di Sumatera.
Terutama minyak di dekat Palembang dan perkebunan karet di Sumatera Timur.
Dalam menjalankan pemerintahannya, Jepang menghidupkan kembali struktur pemerintahan era Belanda dengan beberapa modifikasi.