Ismael, Saksi Hidup Tragedi Lubuk Laweh
Ismael, dengan seluruh keberaniannya, memilih untuk tetap bertahan meskipun dunianya seolah runtuh.
Saat gempa tersebut terjadi, Ismael berada sendirian di rumahnya.
Dia hanya bisa menyaksikan rumah-rumah di sekitarnya runtuh satu per satu.
Tak sempat untuk berlari menyelamatkan diri, longsor besar menerjangnya.
Bayangkan betapa mengerikannya, Ismael tertimbun selama 18 jam di bawah reruntuhan tanah dan batu.
Hampir 1,5 jam dari waktu tersebut, ia bahkan tak bisa bergerak sedikit pun.
Namun, takdir berkata lain.
Dengan sisa tenaganya, ia berhasil berteriak meminta pertolongan dan suaranya berhasil didengar oleh tim penyelamat yang kebetulan berada di dekat lokasi.
Cerita heroik Ismael ini menjadi berita utama di Antara News Sumbar.
Perjuangan Menuju Kebangkitan
Setelah tragedi tersebut, Ismael mendapatkan bantuan dari LSM internasional serta pemerintah daerah.
Trauma dan luka fisik yang dialaminya memang membutuhkan waktu untuk pulih, namun semangatnya untuk membantu masyarakat sekitar tak pernah pudar.
Ia memiliki tekad kuat untuk memulihkan ekonomi desanya. Namun, masih ada tantangan yang harus dihadapi.
Mimpi warga Lubuk Laweh untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah dalam bentuk rencana transmigrasi dan pembangunan kembali infrastruktur yang hancur, hingga saat ini masih menjadi PR yang belum terselesaikan.
Meskipun kini Lubuk Laweh mungkin hanya menjadi kenangan pahit bagi sebagian orang.
Semangat Ismael menjadi simbol kebangkitan, keteguhan, dan harapan bagi banyak orang di tengah-tengah keputusasaan.
(Fiyu)