5. Pendapat Tokoh Mengenai Hari Jadi Sumatera Barat
Dalam perayaan HUT Sumbar ke-78, beberapa tokoh penting di negara ini juga ikut memberikan pendapat, diantaranya:
1. Sambutan Bapak Jusuf Kalla salah seorang Urang Sumando kita, Mantan Wakil Presiden Republik Indonesia pada Hari Jadi Sumbar ke-77 menyampaikan bahwa kekuatan Sumbar terletak pada Sumber Daya Manusianya.
Sumbar bisa maju karena SDMnya. Dengan kata lain orang Minangkabau memakai otaknya, bukan otot. Itulah orang Minang, selalu berfikir.
Beliau menilai Kemajuan Sumbar itu dimulai dari pendidikan dan ini sudah terlihat sebelum Indonesia merdeka, orang Minang sudah banyak yang sarjana bahkan lebih.
Soal penguasaan perdagangan apalagi, agama juga maju. Tapi sekarang kemajuan itu sudah berubah, saat ini Sumatera Barat tidak lagi menjadi gudangnya para intelektual, tingkat kemajuan ekonominya nya tidak sesuai dengan kemampuannya, hingga makin hilangnya ulama asal Sumbar yang berkiprah di kancah nasional.
Banyak faktor yang menyebabkan degradasi tersebut. Tidak ada jalan lain sebagai solusinya hanyalah dengan memajukan pendidikan, menguatkan pengkaderan ulama dan peningkatan ekonomi masyarakat dengan meningkatkan perkebunan rakyat.
Perlu suatu upaya memajukan kembali Sumbar. Kembalikan marwah keagamaan dari orang Minang. Ada degradasi pendidikan keagamaan yang harus jadi perhatian.
2. Ungkapan Buya Syafii Maarif yang mengatakan saat ini elit Sumbar sudah mengalami defisit.
hal ini ditandai dengan jumlah negarawan yang semakin berkurang berkiprah ditingkat nasional dan banyaknya politikus yang hanya mencari mata pencarian, bukan untuk membela penderitaan rakyat.
Oleh sebab itu sekarang saatnya berbenah. Dari partai manapun asalnya, mari bersama bahu membahu dalam membangun daerah ini.
Sumatera Barat dengan PAD yang sangat terbatas, harus pandai-pandai memainkan kartu berhadapan dengan pemerintah pusat. Kekakuan dalam bersikap akan beresiko Sumbar semakin terlantar dalam proses pembangunan.
Ungkapan ABS-SBK itu baru punya makna manakala kantong-kantong kemiskinan ini bisa dibenahi secara sungguh-sungguh dan korban narkoba semakin berkurang.
Tanpa parameter ini kita hanya piawai-piawai kosong. Satu kekuatan penting yang penting untuk dimaksimalkan lanjut Ma’arif adalah potensi Rantau yang selama ini kurang mendapat perhatian.
Termasuk juga potensi para budayawan, sastrawan dan wartawan lainnya. Percayalah, mereka ini punya kecintaan yang tulus untuk Ranah Minang dan Sumatera Barat, meskipun sebagian mereka lahir di bumi nusantara yang lain.
Kelompok ini punya intuisi yang tajam, dibandingkan yang lain. Tegakkan kepala untuk menghadapi masa depan yang lebih baik.
3. Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri, di Hari Jadi Sumbar ke-76 memaparkan dua faktor utama yang potensial untuk memajukan Sumbar, yakni sektor pertanian dan perikanan.
Agro dan maritim adalah keunggulan masyarakat untuk menjadikan Sumatera Barat madani. Dari catatan saya, 22,4 persen ekonomi Sumatera Barat berasal dari sektor pertanian.
Namun industri pengolahannya masih rendah, baru 8,6 persen. Sektor pengolahan ini bisa menjadi peluang. Terdapat 11 sektor kelautan yang bisa dikembangkan di Sumatera Barat.
Perlu fokus pada empat sektor utama, yaitu perikanan budidaya, Perikanan tangkap, pengolahan dan pemasaran produk kelautan perikanan, serta bio teknologi kelautan.
Salah satu sektor perikanan budidaya yang menjanjikan di Sumbar menurut Rokhmin adalah budidaya udang vaname.
Di Sumbar ada 54 ribu hektar potensi budidaya udang vaname. Jika Sumbar bisa mengembangkan pada 10 hektar saja, sedikitnya Rp.56 Triliun bisa diraup. Belum lagi tenaga kerja yang bisa diserap.
Semua hal diatas, perlu kita renungkan bersama sehingga dapat menjadi arah dan gambaran bagi kita untuk bekerja lebih keras mencapai Sumbar Terus Maju menuju Sejahtera.