Bangunan Jembatan Air Batu Busuk Telah Ada Selama 100 Tahun Lebih
Meskipun tidak ada yang dapat mengidentifikasi siapa yang pertama kali membagikan foto-foto ini, satu hal yang pasti, Jembatan Air Batu Busuk telah menjadi destinasi wisata yang sangat populer di media sosial.
Menurut Rahman, seorang penduduk berusia 50 tahun dari Kampung Batu Busuk yang mengenal sejarah jembatan ini, bangunan ini telah ada selama lebih dari 100 tahun. Meskipun tahun pasti pembangunannya tidak diketahui, keindahan dan daya tariknya tetap memukau.
Jika Anda berencana untuk mengunjungi tempat ini, perjalanan dimulai dari persimpangan jalan sebelum gerbang Universitas Andalas Limau Manis. Kemudian, Anda bisa mengikuti jalan menurun menuju daerah Batu Busuk hingga akhirnya mencapai jembatan ini.
Setelah melewati jembatan, perjalanan Anda akan melanjutkan menyusuri jalan beton hingga akhirnya Anda tiba di gedung PLTA Guranji yang sederhana.
Dibangun Belanda sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air
Dibangun pada masa kolonial Belanda, PLTA Kuranji adalah pembangkit listrik tenaga air kedua yang dimiliki oleh PT Semen Padang. Diperkirakan, PLTA Kuranji berdiri pada tahun 1930 untuk memenuhi kebutuhan listrik dari salah satu pabrik semen tertua dan terbesar di Indonesia.
Dari jalan di depan PLTA Kuranji, terdapat dua pilihan jalan yang bisa Anda ambil. Jika ingin mencapai Jembatan Air Batu Busuk dengan cepat, Anda bisa mengambil jalan mendaki dari PLTA. Setelah melalui jalan yang agak kecil selama sekitar 3 menit, Anda akan tiba di Jembatan Air Batu Busuk.
Popularitas tempat ini telah memberikan dampak positif pada masyarakat sekitar. Kedatangan banyak pengunjung telah dimanfaatkan oleh warga setempat untuk membuka bisnis jualan minuman dan makanan ringan di sekitar tempat ini, membantu meningkatkan ekonomi mereka.