Properti yang Digunakan dalam Tari Piring
Tari piring memiliki berbagai properti yang menambah pesona pertunjukannya. Selain piring sebagai media utama, ada alat musik tradisional seperti gendang, saluang, dan talempong yang mengiringi tarian ini.
Damar juga digunakan, dengan lubang agar ujung jari penari dapat dimasukkan, dan damar ini diketuk-tukkan ke piring sesuai irama musik, menambah semarak tari.
Kostum dalam tari piring juga mencerminkan kekayaan budaya Minangkabau, dengan baju kurung berbahan beludru atau satin yang dihiasi motif bunga, serta kain kodek yang mirip dengan sarung.
Makna Gerakan Tari Piring
Tari piring memiliki 20 gerakan yang masing-masing memiliki makna berbeda. Beberapa di antaranya melambangkan aktivitas pertanian, seperti mencangkul, menyiang, membuang sampah, menyemai, dan lainnya. Ada juga gerakan yang melambangkan rasa syukur dan permohonan kepada Allah serta penonton agar tarian berjalan lancar.
Karakteristik Tari Piring
Tari piring memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari tarian lainnya. Busana khas Minangkabau digunakan oleh penari pria dan wanita, dengan perbedaan desain yang mencerminkan budaya mereka. Penggunaan piring sebagai properti utama menjadi ciri khas utama tarian ini, dengan piring yang tidak pernah jatuh meskipun diayunkan dengan cepat.
Selain itu, tari piring menampilkan aksi menari di atas pecahan piring, menjadi atraksi terakhir tarian ini. Penari akan melemparkan piring ke lantai hingga pecah, lalu menari di atas pecahan piring tersebut, tanpa luka sedikit pun. Tarian ini juga ditunjang dengan dentingan cincin yang menciptakan nuansa musik yang khas.
Dalam iringan musiknya, alat musik tradisional seperti gong, rebab, saluang, dan talempong ikut memberikan ciri khas tersendiri pada tari piring.
2. Tari Indang
Bersumber dari katadata.com berikut ini adalah sejarah, hingga filosofi Tari Indang. Tari Indang sendiri pertama kali muncul pada abad ke-13, ketika Syekh Buharuddin memperkenalkannya sebagai bagian dari upaya menyiarkan agama Islam di Sumatera Barat.
Perdagangan antara pedagang Arab dan pesisir Tanah Minang memainkan peran penting dalam akulturasi budaya antara Minangkabau dan Islam. Tari Indang menjadi simbol kesederhanaan, saling menghormati, dan ketaatan masyarakat Pariaman terhadap perintah Tuhan.
Khazanah Gerak Tari Indang
Tari Indang dianggap lebih dari sekadar pertunjukan panggung biasa. Ini juga memiliki fungsi sebagai alat pengisian spiritual bagi masyarakat, terutama dalam konteks agama dan adat. Tarian ini berasal dari surau (masjid) dan biasanya diperagakan oleh anak laki-laki berusia 7-15 tahun.
Tari Indang tidak hanya mencerminkan kebudayaan dan sosial masyarakat setempat, tetapi juga mengandung nilai-nilai keagamaan. Setiap gerakan dalam tari ini memiliki makna tersendiri, yang terbagi dalam beberapa babak, termasuk Pasambahan (penghormatan), gerakan inti (kegembiraan), dan gerakan penutup (permohonan maaf).