Kemudian ia juga menerbitkan buku keduanya yang berjudul “Memahami Tasawuf dan Tarekat” yang ditujukan sebagai upaya mewujudkan pembaruan pemikiran Islam.
Meskipun begitu, ia tetap menjaga sikap agar tidak bermusuhan dengan adat istiadat Minangkabau. Pada tahun 1929, Syekh Muhammad Jambek mendirikan organisasi bernama Persatuan Kebangsaan Minangkabau dengan tujuan untuk memelihara, menghargai, dan mencintai adat istiadat setempat. Di samping juga untuk memelihara dan mengusahakan agar Islam terhindar dari bahaya yang dapat merusaknya.
Yang tak kalah pentingya, Syekh Muhammad Jambek pernah mendirikan Majelis Islam Tinggi (MIT) pada masa pemerintahan Jepang. Saat ini, nama Syekh Muhammad Jamil Jambek telah diabadikan sebagai nama dari sebuah perguruan tinggi yang ada di Bukittinggi, yaitu UIN Syekh Djamil Djambek Bukittinggi.
(MH)