Fungsi dan arti tato bagi suku Mentawai adalah untuk menunjukkan identitas dan menunjukkan perbedaan status sosial atau pekerjaan.
Motif tato dukun sikerei (tetua atau dukun adat) berbeda dengan para ahli berburu. Desain tato para ahli berburu dikenal melalui gambar hewan yang mereka tangkap, seperti rusa, monyet, babi, buaya, dan burung. Sedangkan dukun sikerei, memiliki tato binatang Xibalubaru di dadanya.
Meski memiliki motif yang berbeda-beda, namun ada motif unik yang disebut tato Mentawai yaitu dimana sayatannya mengikuti rumus jarak tertentu. Biasanya sistem kendali jarak menggunakan jari.
Selain sebagai simbol status sosial, tato juga menjadi simbol keseimbangan alam. Benda-benda dan makhluk hidup seperti batu, tumbuhan dan hewan pasti memiliki kehidupan yang kekal di dalam tubuhnya karena mereka percaya bahwa segala sesuatu mempunyai jiwa.
Titi atau Tahiti adalah nama tato Aborigin Mentawai. Tidak semua masyarakat Mentawai memiliki tato, biasanya hal ini terutama terjadi pada Sikerei atau orang yang berstatus sosial dan profesional.
Suku Mentawai juga menato dada mereka, dan desainnya berbeda antara pria dan wanita. Bagi perempuan biasanya digambarkan subba atau tangguk, karena perempuan biasanya pergi memancing di sungai yang disebut juga sebagai paliggara.
Kemudian, ada motif rotan yang biasanya diukir di lengan, karena rotan merupakan tanaman yang sangat penting.
Banyak perlengkapan rumah tangga yang terbuat dari rotan, seperti oorek atau keranjang. Dahulu bahkan digunakan sebagai pengikat tiang-tiang rumah.
Tato di punggung telapak tangan biasanya sama pada pria maupun wanita. Ada pula motif Balagao yang menjadi simbol lantai rumah tradisional Mentawai.
Lantai rumah terbuat dari balalagu, yaitu sejenis batang yang bersifat abadi. Pola ini biasanya dipakai oleh pria Balala zaman dahulu, melambangkan kedewasaan dan kemampuan mereka untuk berumah tangga. Tak hanya yang di atas saja, ada ratusan desain tato suku Mentawai.
Motif tato juga menjadi bukti penyebaran Mentawai. Terdapat perbedaan antar wilayah. Di kawasan Sibilu, tato hampir identik dengan Sarereket karena aliran Sungai Sibilu berasal dari Sarereket.
Sedangkan, di kawasan Saibi, tatonya sama dengan Simatalu di Siberut Barat karena sungainya berasal dari sana. Bedanya, di bagian hulu karena permukiman Mentawai didirikan di lembah-lembah sepanjang sungai.
Selain itu, pola tato sama juga ditemukan pada beberapa suku di Hawai, Kepulauan Marquesas, suku Rapa Nui di Kepulauan Paskah, dan suku Maori di Selandia Baru.
Menurut maknanya, tato Mentawai adalah tentang keseimbangan hidup, karena mereka percaya bahwa semua makhluk hidup di alam semesta memiliki jiwa.
Oleh karena itu, tidak herankan jika bentuk tumbuhan dan hewan diabadikan pada tubuhnya. Para pemburu menato dirinya dengan gambar hasil perburuannya. (AA)