TOPSUMBAR – Dalam perjalanan sejarah yang kaya dan penuh perjuangan, Sumatera Barat atau Sumbar, telah menyaksikan perubahan signifikan yang membentuk provinsi ini menjadi apa yang kita kenal saat ini. Dari pesisir barat hingga dataran tinggi Bukit Barisan, mari kita telusuri jejak panjang sejarah Sumatera Barat yang mengesankan.
Era Kolonial Belanda
Sejarah Sumatera Barat dimulai pada zaman VOC, ketika wilayah pesisir barat Sumatera saat itu disebut Hoofdcomptoir van Sumatra’s westkust. Seiring berjalannya waktu, wilayah administratif ini berkembang hingga mencakup pantai barat Sumatera dari Barus hingga Inderapura pada abad ke-18.
Pengaruh Belanda dan Perjuangan
Selama kejatuhan Kerajaan Pagaruyung dan Perang Paderi yang melibatkan Belanda, pemerintah Hindia Belanda mulai menguasai wilayah pedalaman Minangkabau sebagai bagian dari Pax Nederlandica. Pada saat itu, wilayah Minangkabau terbagi menjadi Residentie Padangsche Benedenlanden dan Residentie Padangsche Bovenlanden.
BACA JUGA : Perjalanan Hidup Kolonel Dahlan Djambek: Seorang Pejuang Kemerdekaan, Menteri, dan Tokoh PRRI
Perubahan Status Wilayah
Pada tahun 1905, wilayah Tapanuli ditingkatkan statusnya menjadi Residentie Tapanuli, sementara wilayah Singkil diserahkan kepada Residentie Atjeh. Pada tahun 1914, Gouvernement Sumatra’s Westkust berganti nama menjadi Residentie Sumatra’s Westkust dan menambahkan wilayah Kepulauan Mentawai di Samudera Hindia ke dalam wilayahnya.
Pemecahan dan Pembentukan Provinsi
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Sumatera Barat menjadi bagian dari provinsi Sumatera dengan ibukotanya saat itu adalah Bukittinggi. Sumatera Barat bersama Riau dan Jambi menjadi bagian dari keresidenan di dalam Provinsi Sumatera Tengah.
Berdasarkan Undang-Undang darurat nomor 19 tahun 1957, Provinsi Sumatera Tengah dibagi menjadi tiga provinsi baru, yakni Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau, dan Provinsi Jambi. Wilayah Kerinci yang sebelumnya termasuk dalam Kabupaten Pesisir Selatan Kerinci menjadi kabupaten tersendiri dalam Provinsi Jambi. Begitu pula wilayah Kampar, Rokan Hulu, dan Kuantan Singingi dimasukkan ke dalam wilayah Provinsi Riau.
Kemudian berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatra Barat No. 1/g/PD/1958, tanggal 29 Mei 1958 ibu kota provinsi dipindahkan ke Padang.
Demikianlah Sejarah Sumatera Barat yang telah mengalami berbagai perubahan, mulai dari zaman VOC hingga menjadi provinsi. Perubahan ini telah membentuk provinsi seperti yang kita kenal saat ini.
(MH)