Plh. Sekda Sijunjung Buka Seminar Pelestarian Warisan Budaya

TOPSUMBAR – Plh. Sekda Kabupaten Sijunjung Aprizal, M.Si membuka Seminar Pelestarian Warisan Budaya pada Jumat  (1/9/2023) di Hotel Bukik Gadang, Muaro Sijunjung.

Mengusung tema “Kawasan Perkampungan Adat dan Lembaga Surau Melihat Integritas Warisan Budaya di Sijunjung”, seminar itu diikuti 50 orang peserta.

“Kita selalu berkolaborasi untuk melestarikan budaya dan tujuannya tentu peningkatan kesejahteraan masyarakat,” ujar Aprizal dalam sambutan saat pembukaan seminar.

Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III Undri, SS, M.Si mengungkapkan, pada tahun 2018 Perkampungan Adat Sijunjung telah masuk tentative list UNESCO.

“Ternyata, saat ini Kota Sawahlunto telah diakui sebagai Ombilin Coal Mining Heritage of Sawahlunto, sementara Perkampungan Adat Sijunjung belum,” ungkap Undri.

Secara berurutan, pembicara hari pertama yaitu Ketua LKAAM Sijunjung H. Epi Radisman, SH Dt. Paduko Alam, Irham Tobo Khatib Marajo selaku ninik mamak, Prof. Pramono, SS, M.Si, Ph.D dari UNAND serta Plh. Sekda Aprizal, M.Si.

Dengan moderator Puji Basuki, SP, MMA seminar kebudayaan tersebut berjalan alot, menarik dan banyak mengungkap hal-hal baru.

Ketua LKAAM H. Epi Radisman, SH Dt. Paduko Alam memaparkan, dari 1998 jumlah ninik mamak di Kabupaten Sijunjung, menghadapi tantangan yang tak ringan khususnya dibidang ekonomi.

“Gagasan Perkampungan Adat Sijunjung dimulai sejak 2004, dipelopori oleh Dr. M. Sayuti Dt. Rj. Pangulu,” ujar Irham Tobo Khatib Marajo juga dalam pemaparannya.

Sementara Prof. Pramono, SS, M.Si, Ph.D jebolan University Malaya menyatakan, dalam konteks ke-Islaman Minangkabau, Sijunjung tak boleh dinafikan.

“Dari 1.235 naskah kuno di Sumatera Barat, 250 diantaranya berada di Sijunjung dan masih minim kajian terhadap Surau Pudak,” ungkap Pramono.

(AG)

Pos terkait