TOPSUMBAR – Sebelum berangkat untuk mengikuti ajang pemilihan Putri Hijab Indonesia 2023 yang dijadwalkan pada tanggal 27 November 2023. Bunga Savira (21), putri asli kota Payakumbuh dari Kelurahan Sawahpadang Auakuniang, mengadakan kunjungan silaturahim ke Penjabat (Pj) Walikota Payakumbuh, Rida Ananda.
Dalam kunjungannya, Bunga Savira didampingi oleh orangtuanya, ketua LKAAM kota Payakumbuh, YB. Dt. Parmato Alam, serta ketua pemuda kenagarian Auakuniang, Marcho Afatien. Pertemuan berlangsung hangat di ruang kerja Walikota, Senin 18 September 2023.
“Alhamdulilah, kota Payakumbuh tidak pernah berhenti menciptakan generasi muda yang berbakat dan bertalenta. Dan yang terbaru saat ini Ananda Bunga Safira akan membawa nama kota Payakumbuh ke tingkat Nasional,” ungkap Rida Ananda dengan penuh semangat.
Rida Ananda menegaskan akan memberikan dukungan penuh kepada Bunga Savira selama proses pemilihan putri hijab nasional 2023. “Teruslah berkarya, raih prestasi setinggi-tingginya, tapi ingat semakin tinggi prestasi yang kita raih maka tinggi pula cobaannya, kuncinya hanya satu ridho orang tua,” pesan Rida Ananda.
Bunga Savira. Mahasiswi semester VII di Fakultas Manajemen Dakwah UIN Padang dikenal aktif dan memiliki prestasi yang membanggakan. Diungkapkan oleh YB. Dt. Parmato Alam saat berbicara dengan Pj. Walikota Payakumbuh.
Ketua LKAAM, YB. Dt. Parmato Alam, juga menegaskan bahwa kunjungan Bunga Savira bertujuan untuk bersilaturahim dan meminta doa serta dukungan, terutama setelah terpilihnya Bunga sebagai Putri Hijab Sumatra Barat.
Bunga Savira, anak pertama dari Bapak Era. J dan Ibu Vira Susanti, merupakan putri asli dari Kenagarian Auakuniang. “Sebagai tokoh masyarakat kenagarian Auakuniang, saya sangat mendukung Ananda Bunga sebagai putri asli kenagarian Auakuniang untuk menjadi putri hijab nasional tahun 2023,” ujar YB. Dt. Parmato Alam.
Selain itu, Bunga mengungkapkan bahwa orangtuanya berprofesi sebagai pembuat dan penjual makanan khas Payakumbuh, yaitu karupuak Lento. “Di tingkat nasional nanti, saya akan membawa dan mengenalkan tradisi adat istiadat Minangkabau. Dan yang utamanya mengangkat falsafah nagari kota tercinta, yakni adat basandi sarak, sarak basandi kitabullah, dimana dalam hal ini saya akan menyiarkan bagaiman sebagai seorang perempuan Minang yang memegang teguh nilai-nilai agama dalam menjalani kehidupan yang tidak tertindas oleh jaman yang semakin maju saat ini,” tutur Bunga dengan semangat.
(Ton)