TOPSUMBAR – Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, bersama Prof. Ganefri yang merupakan Rektor Universitas Negeri Padang (UNP), serta turut serta Direktur Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi, Drg. Busril, telah bertemu dengan Wakil Presiden (Wapres) RI, K. H. Ma’ruf Amin, di Istana Wakil Presiden pada Selasa, 26 September 2023. Tujuan pertemuan ini adalah untuk melaporkan dan meminta dukungan untuk rencana pengembangan Instalasi Gawat Darurat Terpadu (IGD TERPADU) di RSAM Bukittinggi.
Gubernur Sumbar menjelaskan alasan-alasan di balik usulan mereka untuk pengembangan RSAM Bukittinggi kepada Pemerintah Pusat. Pertama, saat ini RSAM tersebut telah menjadi rumah sakit penyelenggara layanan prioritas di Sumbar untuk penanganan kasus penyakit tertentu seperti kanker, stroke, jantung, uronefro, diabetes, tuberkolosis, dan lain-lain.
Alasan kedua adalah bahwa RSAM juga telah ditunjuk sebagai rumah sakit pendidikan utama bagi Fakultas Kedokteran UNP, sehingga perlu dilakukan pengembangan di berbagai bidang, terutama terkait peningkatan sarana dan prasarana. Tujuannya adalah agar kualitas layanan RSAM menjadi lebih optimal.
“Ada dua alasan utama mengapa kami mengajukan usulan pengembangan ini kepada Pak Wapres. Pertama, RSAM saat ini sudah berstatus sebagai rumah sakit penyelenggara layanan prioritas di Sumbar. Kedua, RSAM juga ditunjuk sebagai rumah sakit pendidikan utama bagi Fakultas Kedokteran UNP. Untuk mendukung fungsi-fungsi ini dengan lebih optimal, pengembangan sarana dan prasarana sangatlah penting,” ungkap Gubernur Mahyeldi.
Ketika ditanya tentang tanggapan Wapres terhadap usulan ini, Direktur RSAM Bukittinggi, Drg Busril, menyatakan bahwa Wapres telah memberikan dukungan terhadap usulan yang diajukan Gubernur Sumbar, dan Wapres juga berencana untuk membahas usulan ini dengan Menteri Kesehatan dalam waktu dekat.
“Wapres dengan baik menerima usulan kami terkait rencana pengembangan RSAM Bukittinggi. Bahkan, usulan ini akan segera dibahas oleh Wapres bersama Menteri Kesehatan. Kami telah menyerahkan proposal terkait usulan ini kepada Wapres,” ucap Busril.
Busril juga menjelaskan bahwa kebutuhan untuk IGD TERPADU RSAM melibatkan tidak hanya fisik bangunan ruang diagnostik terpadu tetapi juga sistem ruangan operasi yang terintegrasi dalam satu kontrol panel yang sering disebut sebagai MOT atau Modular Operating Theatre dengan kapasitas 16 kamar. Diharapkan, jika kebutuhan ini dapat segera dipenuhi, itu akan meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan di RSAM Bukittinggi. (adpsb)