Perjalanan Hidup Kolonel Dahlan Djambek: Seorang Pejuang Kemerdekaan, Menteri, dan Tokoh PRRI

Perjalanan Hidup Kolonel Dahlan Djambek: Seorang Pejuang Kemerdekaan, Menteri, dan Tokoh PRRI. (Foto : Topsumbar.co.id)
Perjalanan Hidup Kolonel Dahlan Djambek: Seorang Pejuang Kemerdekaan, Menteri, dan Tokoh PRRI. (Foto : Topsumbar.co.id)

Dahlan Djambek bergabung dengan PRRI

Pada tahun 1958, Dahlan Djambek aktif terlibat dalam mendirikan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Pemerintahan ini merupakan pemerintahan tandingan yang diproklamirkan oleh sejumlah tokoh di Sumatra Barat sebagai respons terhadap ketidakpuasan mereka terhadap pemerintahan Orde Lama yang dipimpin oleh Presiden Soekarno saat itu.

Dalam Kabinet PRRI, Dahlan pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri serta Menteri Pos dan Telekomunikasi. Saat itu, ia memiliki pangkat Kolonel dan memimpin Divisi Banteng.

Selain Dahlan, tokoh-tokoh terkenal dalam PRRI antara lain adalah Syafruddin Prawiranegara, Soemitro Djojohadikoesoemo, Ahmad Husein, Maludin Simbolon, dan lain-lain.

Bacaan Lainnya

Akibat pemberontakan yang dilakukan oleh PRRI, pemerintah pusat berusaha untuk membubarkan partai ini. Setelah berbagai upaya himbauan tidak berhasil, pemerintah pusat akhirnya mengerahkan tentara dari Jawa dan ternyata berhasil. PRRI berhasil dibubarkan.

Setelah pembubaran PRRI, Dahlan Djambek dan tokoh-tokoh PRRI lainnya kemudian aktif bergerilya di hutan-hutan Sumatra bagian tengah.

Dahlan Djambek meninggal di Jakarta pada tanggal 10 September. Ia adalah seorang politisi Islam yang menunjukkan keteguhan pendiriannya melalui surat yang dikirimkannya kepada Kolonel Suryosumpeno. Dalam surat tersebut tertulis bahwa ia menolak untuk mengangkat sumpah setia kepada UUD 1945, Manipol Usdek, dan Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.

Sebagai seorang Muslim, ia berpegang pada keyakinannya bahwa hanya Tuhan yang layak untuk diucapkan sumpah setia, menganggap perbuatan lainnya sebagai “syirik.” Oleh karena itu, ia meminta untuk ditangkap oleh APRI dan diadili di Mahkamah Pengadilan jika terbukti bersalah.

Namun, pihak berwenang setempat tidak setuju dengan pendirian Dahlan Djambek, dan akhirnya satu peleton dikirim untuk menemukan dan mengeksekusinya di tempat persembunyiannya, yang berujung pada kematiannya.

Terdapat juga versi lain yang mengklaim bahwa Dahlan Djambek ditembak oleh OPR yang telah diinfiltrasi oleh orang-orang komunis. Namun, kebenaran dari versi ini masih belum dapat dipastikan.

(MH)

Pos terkait