TOPSUMBAR – Kota Padang, permata di pantai barat Sumatera, mengalami transformasi sepanjang sejarah.
Meskipun Kota Padang telah melalui berbagai perubahan sepanjang waktu, ada beberapa aspek yang tetap kokoh dan tak tergoyahkan oleh arus zaman.
Tapi satu hal yang tetap tidak berubah adalah jejak kolonial yang masih terlihat di berbagai sudut kota.
BACA JUGA : Bangunan Bersejarah, Melangkah ke Minangkabau Tempo Doeloe
Peninggalan-peninggalan ini berdiri sebagai saksi bisu era kolonial, mengingatkan kembali tenang masa lalu yang kompleks tetapi juga penting bagi identitas kota ini,
seperti dilansir dari kabarsumbar.com. Berikut ini adalah beberapa peninggalan Belanda yang masih digunakan oleh pemerintah Kota Padang hingga saat ini.
1. Kantor Bank Indonesia di Jalan Nipah
Menurut p2k.stekom.ac.id, Museum Bank Indonesia Padang, yang juga dikenal sebagai Gedung Bank Indonesia Lama Padang, merupakan simbol khas dari era kolonial di Kota Padang.
Sebelumnya, gedung ini dikenal sebagai De Javasche Bank Padang. Terletak strategis di Jalan Batang Arau, Kecamatan Padang Barat.
Bangunan ini diresmikan pada 31 Maret 1921. Sebagai saksi dari evolusi lembaga perbankan di Indonesia, bangunan ini awalnya berfungsi sebagai kantor cabang De Javasche Bank sebelum kemudian diambil alih oleh Bank Indonesia pada 1 Juli 1953.
Lokasinya pun tak jauh dari Jembatan Sitti Nurbaya, ikonik karena melintasi Sungai Batang Arau.
Selesai pada 1925, gedung ini langsung menggantikan kantor De Javasche Bank sebelumnya yang berada di Jalan Nipah.
Jalan Batang Arau, pada masa kolonial, merupakan nadi ekonomi Kota Padang dengan deretan bangunan kantor pemerintahan, bank, dan kantor dagang yang merupakan warisan dari VOC.
Pada tahun 1998, gedung ini mendapat pengakuan sebagai cagar budaya, bersanding dengan beberapa bangunan bersejarah lainnya di Padang yang juga merupakan peninggalan era Hindia Belanda.