Keunikan Tari Piring dan Atraksi Melompat di Atas Pecahan Beling yang Dianggap Magic

Keunikan Tari Piring dan Atraksi Melompat di Atas Pecahan Beling yang Dianggap Magic. (Foto: Topsumbar.co.id)
Keunikan Tari Piring dan Atraksi Melompat di Atas Pecahan Beling yang Dianggap Magic. (Foto: Topsumbar.co.id)

Sejarah Tari Piring

Dilansir dari situs Gramedia.com, sejarah tari piring berawal sekitar abad ke 12 Masehi, masyarakat Minangkabau kala itu masih menyembah Dewa sebagai kepercayaannya. Mereka juga percaya bahwa dewa lah yang membuat hasil panen mereka menjadi melimpah ruah.

Oleh sebab itu, masyarakat pun memulai tradisi memberikan persembahan kepada Dewa dengan memberikan hasil panennya. Persembahan tersebut kemudian ditaruh di atas piring dan diantarkan oleh para gadis yang mengenakan pakaian adat yang bagus dan berperilaku lemah lembut untuk menghadap Dewa.

Setelah itu, sesaji yang telah dipersiapkan untuk Dewa pun dibawa sambil piringnya digerakkan meliuk-liuk. Hal ini dilakukan dengan tujuan sebagai ajang unjuk kemampuan yang dimiliki setiap gadis. Peristiwa 800 tahun inilah yang kemudian disinyalir sebagai awal mula terciptanya tari piring.

Bacaan Lainnya

Seiring berjalannya waktu, nilai dan aspek yang terkandung dalam tari piring telah bergeser dari masa ke masa, mengikuti perkembangan zaman. Hal ini terjadi di tanah Sumatera Barat atau pun di tanah perantauan.

Keunikan Tari Piring

1. Gerakan

Gerakan tari piring pada awalnya terinspirasi dari gerakan petani mulai dari menanam padi hingga menyabit padi. Namun, seiring perkembangan zaman, gerakan mulai mengalami penambahan seperti gerakan silat tradisional Minangkabau.

2. Jumlah penari yang ganjil

Tari piring bisa ditarikan jika jumlah penarinya berjumlah ganjil, mulai dari angka satu, tiga, tujuh, hingga sembilan. Makna mengenai jumlah penari yang harus ganjil pun tidak ada yang memberikan keterangan secara pasti. Namun jika dikaitkan dengan budaya Islam, bisa jadi angka ganjil dipilih karena Allah menyukai hitungan ganjil.

Pos terkait