Karena rasanya yang sangat enak dan unik, Nuskan Sjarif kemudian menyairkan rasa tersebut ke dalam sebuah lagu yang berjudul Bareh Solok dan kemudian dipopulerkan oleh Elly Kasim. Berikut lirik lagunya:
Bareh Solok tanak di dandang
Dipagatok ulam pario
Bunyi kulek cando badendang
Dek ditingkah ehem, si samba lado
Urang Sumpu jalan barampek
Di Singkarak singgah dahulu
Bareh baru makan jo pangek
Indak tampak, ondeh mak, mintuo lalu
Bareh Solok bareh tanamo
Bareh Solok lamak rasonyo
Bareh Solok bareh tanamo
Bareh Solok lamak rasonyo
Lamak rasonyo
Lamak rasonyo
Terhampar lebih dari 52 ribu hektar sawah di Solok yang tiap tahunnya menghasilkan belasan ton beras. Bibit beras Solok telah lama dibudidaya dan para petani banyak memilih menanam beras Solok dikarenakan kualitasnya yang sangat premium dan peminatnya banyak.
Masyarakat di Sumatera Barat biasanya menyukai beras yang teksturnya padat tetapi lembut tetapi tidak mudah hancur.
Beras Solok terbilang ‘kokoh’ dikarenakan teksturnya tak mudah rusak ketika terkena kuah kental berasal dari masakan.
Sawah menjadi sumber penghasilan utama bagi sebagian besar warga Solok, supaya para petani memelihara bersama dengan lebih baik dan tata cara bertanam hingga tiba saatnya panen.
Sebuah ritual wajib yang sejak dulu dijalankan oleh petani Solok, berupa pembacaan doa tolak bala yang berisi pengharapan supaya padi dan sawah mampu berbuah banyak dan terhindar dari bala dan musibah.
Melakukan tata olah yang baikmempengaruihi mutu dan cita rasa beras yang dihasilkan.
Beras Solok berasal dari Sariak Alahan Tigo yang telah mendapatkan sertifikat Union Control yang berasal dari Belanda. Dengan ini beras Solok mampu secara legal dipasarkan di berbagai negara.
Nah, itulah penjelasan tentang Bareh Solok yang menjadi beras unik dan khas Sumatera Barat. Toppers tertarik mencobanya? (AA)