TOPSUMBAR – Gunung Talang merupakan wujud keanggunan alam yang memukau, menjulang tinggi merangkul empat kecamatan di Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat.
Gunung Talang yang memiliki nama lain Salasi atau Sulasi ini, dikenal sebagai salah satu gunung berapi aktif di Provinsi Sumatera Barat, yang menyuguhkan tantangan bagi para peneliti sejak zaman dahulu.
Mulai dari puncaknya yang melingkupi danau kawah, hingga letusan-letusan bersejarah yang menoreh jejak perjalanannya, kali ini Topsumbar akan mengajak Topers untuk menjelajahi keajaiban dan sejarah tersembunyi Gunung Talang.
BACA JUGA : Pemprov dan Pemkab Dukung Kawasan Gunung Talang Jadi Destinasi Wisata Nasional Bahkan Internasional
Berlokasi sekitar 9 km dari kota Arosuka ibu kota Kabupaten Solok, dan sekitar 40 km dari sebelah timur Kota Padang.
Dilansir dari Wikipedia Indonesia Gunung yang memiliki ketinggian 2.597 meter ini merupakan salah satu dari gunung api aktif di Sumatera Barat, serta salah satu kawahnya menjadi sebuah danau yang disebut dengan Danau Talang.
Menurut liputan6.com, Sejak tahun 1833 hingga 2007, Gunung Talang sudah pernah meletus berkali-kali. Letusan terdahsyat Gunung Talang tercatat pada 12 April 2005 lalu, pukul 02.42 WIB yang didahului oleh gempa berkekuatan 5.5 Skala Richter, mengakibatkan 35.000 warga mengungsi, akibat debu vulkanik yang menyelimuti perkampungan yang berada disekitar kaki gunung.
Sedangkan menurut Wikipedia Indonesia, Gempa yang diikuti bunyi gemuruh dan letusan yang mengakibatkan semburan debu vulkanik telah terjadi sedikitnya 42 kali.
BACA JUGA : Sekarang Gunung Talang Miliki Musholla
Nagari Aia Batumbuak merupakan lokasi terdekat dari sumber letusan, hujan debu mencapai radius 5 km, dengan ketebalan debu mencapai 10 cm, yang mengakibatkan terbentuknya kawah baru di bagian selatan Gunung Talang yang mengeluarkan asap belerang dan hujan debu Vulkanik.
Setelah mengungsi selama seminggu di perbukitan Pakan Raba’a, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat, tepatnya pada tanggal 18 April 2005, para pengungsi akhirnya diizinkan untuk pulang.
Saat itu keberanian warga untuk pulang muncul ketika Camat Lembang Jaya, Deddi Permana, memberikan informasi bahwa situasi telah berangsur aman, meskipun saat itu Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, telah menurunkan status Gunung Talang menjadi siaga.
Sebanyak 43.000 pengungsi dipulangkan bersamaan, Kemantrian Sosial Bachtiar Chamzah dikatakan juga memberikan bantuan sebesar Rp 10 Juta Rupiah kepada para pengungsi.
Saat ini Empat kecamatan yang mengelilingi Gunung Talang ini adalah Kecamatan Lembah Gumanti, Danau Kembar, Gumung Talang dan lembang Jaya. Dilansir dari Wikipedia Indonesia saat ini jumlah penduduk di ke empat kecamatan itu mencapai 160.000 jiwa, atau sepertiga dari jumlah penduduk Kabupaten Solok.
Jejak Sejarah Letusan Gunung Talang
Gunung Talang termasuk dalam kategori gunung api tipe A atau gunung api aktif. Pada tahun 2005, gunung ini mengalami letusan yang mencakup pelepasan asap hitam, percikan api dari magma pijar, serta debu dan pasir vulkanis yang mengalir keluar dari lereng gunung. Letusan ini berdampak serius pada lingkungan sekitar, mengakibatkan terbakarnya vegetasi dan kematian pohon-pohon di sekitar Gunung Talang.